NU dan Muhammadiyah Cegah Polarisasi Pemilu
koran jakarta/m fachri silaturahim kebangsaan I Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (kedua kanan) bersama Ketua umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir (kedua kiri), wakil ketua umum PBNU Amin Said Husni (kanan), sekretaris umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti (kiri) memberikan keterangan pers usai mengadakan pertemuan, di kantor PBNU, Jakarta, Kamis (25/5). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahim kebangsaan dan membahas isu terkini yang terjadi di Indonesia.
“Ormas ini bukan hanya NU, Muhammadiyah, sebaiknya memang semua ormas itu juga mengadakan pertemuan bersama untuk mencegah terjadinya polarisasi dan pembelahan masyarakat. Ya, supaya ini terus dijaga bangsa ini, peran dari pada kelompok strategis masyarakat ormas itu saya kira menjadi penting,
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengapresiasi pertemuan dua organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, dalam upaya mencegah potensi polarisasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
"Saya kira bagus sekali, ya. Memang kan di kita itu kan selain partai, juga ada kelompok strategis masyarakat terutama ormas-ormas," kata Ma'ruf Amin dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (25/5).
Ma'ruf Amin menilai pertemuan serupa semestinya juga dilakukan ormas lain untuk mencegah terjadinya pembelahan di masyarakat menjelang atau saat Pemilu 2024. "Ormas ini bukan hanya NU, Muhammadiyah, sebaiknya memang semua ormas itu juga mengadakan pertemuan bersama untuk mencegah terjadinya polarisasi dan pembelahan masyarakat. Ya, supaya ini terus dijaga bangsa ini, peran dari pada kelompok strategis masyarakat ormas itu saya kira menjadi penting," tuturnya.
NU dan Muhammadiyah sepakat menyerukan kepemimpinan moral menjelang Pemilu 2024.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyatakan dalam politik perlu ada kepemimpinan moral supaya tidak disetir dengan kepentingan-kepentingan pragmatis.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya