Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Moda Transportasi

November, Jokowi dan Xi Jinping Uji Coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Foto : ANTARA/APRILLIO AKBAR

RANGKAIAN GERBONG KERETA CEPAT I Pengendara sepeda motor melintas di dekat rangkaian gerbong Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Tegalluar, Bandung, Jawa Barat, belum lama ini.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah baru-baru ini memublikasikan kepada masyarakat, gerbong kereta api berkecepatan tinggi pertama yang akan menghubungkan Jakarta dengan Bandung. Kereta cepat tersebut ditargetkan beroperasi secara komersial pada Juni 2023.

Seperti dilansir dari Nikkei Asia, gerbong-gerbong itu, yang dipresentasikan kepada media, pada akhir pekan lalu, diproduksi oleh sebuah perusahaan di bawah pabrikan kereta milik negara Tiongkok, CRRC. Selama acara perkenalan itu, selubung gerbong tidak dilepaskan.

Gerbong-gerbong itu tiba di pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta pada awal September. Sebanyak 12 set kereta delapan gerbong, masing-masing sekitar 200 meter, akan dikirimkan guna dioperasikan di masa depan, termasuk untuk inspeksi.

Proyek KCJB sendiri akan memiliki 11 rangkaian kereta untuk penumpang (EMU), dan satu rangkaian comprehensive inspection train (CIT) atau kereta inspeksi. Satu rangkaian kereta itu terdiri dari delapan gerbong.

Berdasarkan dokumen perkembangan proyek KCJB, pada tahap pertama ini, baru dikirim dua rangkaian kereta penumpang (EMU), dan satu rangkaian kereta inspeksi (CIT).

Menurut Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan Tiongkok untuk proyek kereta api berkecepatan tinggi, gerbong itu terdiri dari kursi kelas eksekutif, kursi satu dan dua, dan gerbong makan.

Dengan kecepatan maksimum 350 kilometer per jam, kereta api baru itu menghubungkan Jakarta dan Bandung, yang berjarak sekitar 142 kilometer, hanya dalam waktu 35 menit, dibandingkan dengan 3,5 jam dengan kereta api yang ada.

Presiden Joko Widodo dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, direncanakan akan melakukan uji coba kereta api baru pada November mendatang. Xi dijadwalkan menghadiri KTT Kelompok 20 negara (G-20) di Bali pada bulan yang sama, yang akan dipimpin oleh Indonesia.

Proyek Mundur

Awalnya, Jepang dianggap sebagai pesaing kuat untuk memenangkan pesanan proyek kereta api berkecepatan tinggi Indonesia. Namun, Jokowi mengadopsi proposal Tiongkok dengan syarat Beijing tidak akan mengharuskan Indonesia untuk menanggung beban keuangan apa pun.

Namun demikian, penyelesaian proyek tersebut mundur dari target awal 2018 karena penundaan pembebasan lahan dan pandemi Covid-19. Konstruksi saat ini sekitar 90 persen telah selesai, dan kereta api diharapkan dapat dibuka pada Juni 2023.

Total biaya konstruksi juga melebihi perkiraan awal sebesar 5,5 miliar dollar AS. Pada Oktober 2021, pemerintah membatalkan rencana sebelumnya dan memutuskan untuk menginvestasikan dana pemerintah. DPR sedang menghitung jumlah anggaran yang dibutuhkan.

SB/nikkeiasia/E-9


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top