Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Proyeksi 2019 - Tahun Depan Kebutuhan “Refinancing” Masih Tinggi

Nilai Emisi Obligasi Korporasi Diproyeksikan Turun

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Nilai emisi penerbitan surat utang korporasi di tahun depan akan mengalami penurunan dibandingkan tahun ini. Diperkirakan nilai emisi penerbitan tahun depan sebesar 130 triliun rupiah, dibandingkan tahun ini yang akan mencapai 135 triliun rupiah.

Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Salyadi Saputra, mengatakan penerbitan obligasi korporasi di tahun 2019 tidak akan sebagus tahun 2017. Bahkan, bila dibandingkan dengan nilai emisi penerbitan tahun ini kemungkinan akan sama. Nilai penerbitan obligasi tahun depan diproyeksikan sekitar 130 triliun rupiah, dibandingkan tahun ini sebesar 135 triliun rupiah.

"Kami proyeksikan nilai penerbitannya tahun depan sedikit lebih rendah daripada tahun ini. Bahkan, nilai penerbitan tahun depan masih lebih rendah dari tahun 2017 yang mencapai 150 triliun rupiah," ungkapnya, di Jakarta, Selasa (11/12). Tingkat suku bunga yang tinggi menjadi tantangan bagi penerbitan surat utang di Indonesia.

Salyadi menjelaskan kenaikan ini berdampak terhadap suku bunga (kupon dan yield) obligasi korporasi. Selanjutnya, kenaikan kupon obligasi korporasi akan mempengaruhi kemampuan memenuhi kewajiban keuangan penerbit obligasi. Di saat yang sama, kenaikan kupon juga mencerminkan kenaikan risiko pemenuhan kewajiban instrumen surat utang.

Di sisi lain, langkah Bank Indonesia untuk menaikkan tingkat suku bunga acuan untuk menjaga stabilitas di pasar keuangan dalam negeri turut mendorong kenaikan cost of fund (biaya dana) di sistem keuangan dalam negeri baik di sektor perbankan dan pasar modal. Akibatnya, korporasi dalam negeri diharuskan untuk melakukan beberapa strategi dalam menjaga likuiditas dan memperhitungkan berbagai kewajiban perusahaan.

Sektor Infrastruktur

Sektor yang akan meramaikan penerbitan obligasi di tahun depan seperti perusahaan pembiayaan dan perbankan. Meski begitu sektor infrastruktur bisa lebih banyak lagi yang menerbitkan obligasi.

"Sektor infrastruktur sudah dari 2-3 tahun belakangan ini cukup gencar menerbitkan obligasi. Saya rasa di luar pembiayaan dan perbankan yang cukup menjanjikan," imbuhnya. Kendati begitu, untuk penerbitan surat utang ini masih banyak emiten yang akan melanjutkan penerbitannya melalui mekanisme Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) yang lebih fleksibel.

Adapun total penerbitan obligasi dan surat utang menengah (Medium Term Notes/ MTN) di tahun 2017 sebesar 185 triliun rupiah, sedangkan pada 2018 per Oktober 2018 sebesar 123,7 triliun rupiah. "Masih ada waktu November dan Desember 2018 mudah-mudahan bisa mencapai 135 triliun rupiah.

Sejauh ini antara perusahaan BUMN dan swasta yang menerbitkan obligasi porsinya sudah hampir sama hanya saja sedikit lebih banyak BUMN, tapi porsinya tidak jauh dari 50:50," tukasnya. Senada dengan itu, Direktur Mandiri Sekuritas, Andy S Bratamihardja, memperkirakan penerbitan obligasi tahun 2019 tidak akan jauh berbeda dengan 2018.

Faktor positif yang akan menjadi pertimbangan di antaranya kebutuhan pembayaran utang kembali (refinancing) masih tinggi. "Ada 87 triliun rupiah obligasi korporasi yang akan jatuh tempo pada 2019. Kemudian, ekspektasi yield Surat Utang Negara (SUN) relatif stabil seiring tekanan terhadap kenaikan suku bunga global berkurang," jelas dia.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top