Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Ngeri! Rusia Tembak Rudal Hipersonik, Ada Apa?

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Rusia mengklaim bahwa tes rudal jelajah hipersonik Zircon milik mereka berhasil mengenai sasaran pada Seni (29/11). Tes ini merupakan uji peluncuran kedua dalam dua pekan terakhir.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal jelajah hipersonik Zircon ditembakkan dari kapal perang Laksamana Gorshkow di Laut Putih sukses mengenai target latihan sejauh 400 kilometer pada Senin waktu setempat.

Presiden Vladimir Putin sebagai bagian dari generasi baru sistem senjata yang tak tertandingi menyanjung peluncuran rudal tersebut.

"Rudal itu ditembakkan dari kapal perang Admiral Gorshkov di Laut Putih dan mencapai sasaran di laut sejauh 400 km lebih," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Peluncuran ini merupakan rangkaian dari uji coba terbaru tes rudal Zircon dimana ditargetkan akan digunakan pada tahun depan.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut bahwa rudal jelajah hipersonik Zircon dapat terbang sembilan kali lebih cepat dari kecepatan suara dan memiliki daya jelajah seribu kilometer.

Putin berharap dengan adanya rudal yang akan digunakan di kapal perang, kapal penjelajah, dan kapal selam militer Rusia ini akan meningkatkan kemampuan militer Rusia.

Zircon merupakan salah satu dari banyak rudal hipersonik yang dikembangkan oleh Rusia.

Diketahui, Rusia juga terus mengembangkan teknologi sistem pertahanan rudal udara. Setelah S-400 yang memicu perhatian Barat, kini Moskow akan memperkenalkan seri terbaru S-500. Pada awal November lalu Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan di tahun mendatang sistem pertahanan udara S-500 akan diperkenalkan ke angkatan bersenjata negara tersebut.

Pembaruan ini menanggapi rencana Amerika Serikat (AS) untuk menyebarkan rudal jarak menengah dan pendek di Eropa.

Sebagai informasi, kini Rusia sedang memodernisasi alutsista militernya sebagai prioritas utama di tengah ketegangan dengan negara-negara barat menyusul aneksasi wilayah Krimea oleh Rusia pada tahun 2014.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Sindi B Natalia Panjaitan

Komentar

Komentar
()

Top