Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sidang Majelis Umum PBB

Negara Miskin Harus Berjuang Lawan Krisis Pangan

Foto : AFP/TIMOTHY A CLARY

Sekjen PBB, Antonio Guterres

A   A   A   Pengaturan Font

Saat berpidato di Sidang Majelis Umum, Sekjen PBB,  bersumpah  bahwa dia tidak akan menyerah dalam menangani ancaman krisis pangan yang banyak dikeluhkan oleh negara-negara miskin dan berkembang ditengah bergejolaknya ketegangan geopolitik.

NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, saat membuka pertemuan tahunan para pemimpin dunia pada Selasa (19/9) lalu, bersumpah bahwa dia tidak akan menyerah dalam upaya memasukkan pangan dan pupuk dari Russia dan Ukraina ke pasar global.

Setelah Russia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, PBB menyalahkan perang tersebut karena telah memperburuk krisis pangan global dan garis depan diplomatik baru pun muncul, dimana Moskwa dan Kyiv berjuang untuk memenangkan hati negara-negara yang paling terkena dampak krisis yaitu negara-negara miskin dan berkembang.

Perjuangan tersebut telah menjadi yang terdepan sepanjang pekan lalu di Sidang Majelis Umum PBB, di mana pernyataan Sekjen Guterres menggarisbawahi dorongan dari negara-negara miskin tersebut, untuk membuat negara-negara besar fokus pada hal-hal yang paling penting bagi mereka.

"Kami tidak lagi bersedia datang ke parade tahunan ini hanya untuk memberikan suara kami untuk mendukung konflik global ini atau untuk mengutuk siapapun dari tahun ke tahun soal musuh global baru," ucap Perdana Menteri Saint Lucia, Philip Pierre. "Tidak ada agenda global negara kuat yang lebih penting daripada agenda kita sendiri," kata dia saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB.

Namun tidak jelas apakah pertemuan di PBB pekan lalu itu akan menghasilkan bantuan segera bagi negara-negara yang kesulitan memberi makan rakyatnya, khususnya kebangkitan perjanjian penting yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam yang aman, yang mana Russia telah keluar dari kesepakatan tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top