Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Negara Lain Semakin Tertinggal, Xi Jinping akan Gandakan Fasilitas Turbin Angin dan Panel Surya pada 2025

Foto : Istimewa

Presiden Tiongkok Xi Jinping.

A   A   A   Pengaturan Font

Tiongkok berencana menggandakan jumlah pembangkit energi terbarukan seperti angin dan surya sebagai bentuk mempercepat langkah Beijing mencapai nol emisi karbon. Langkah ini akan membuat tingkat penggunaan sumber energi terbarukan Tiongkok melampaui 50 persen secara keseluruhan pada tahun 2025.

Berbicara kepada Shanghai Securities News, Li Chuangjun, direktur jenderal Departemen Energi Baru dan Sumber Energi Terbarukan Administrasi Energi Nasional (NEA), dalam forum netralitas karbon yang diadakan pada hari Sabtu (27/8), mengatakan pembangunan pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik, yakni teknologi pengubahan energi dari sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung, di wilayah gurun barat laut negara itu akan menjadi prioritas pengurangan emisi karbon Tiongkok selama periode Rencana Lima Tahun ke-14 2021-25.

Li mengatakan pembangunan pembangkit listrik terbarukan kelompok pertama dengan kapasitas 100 juta kilowatt-jam telah dimulai. Ia memprediksi volume listrik yang dihasilkan oleh sumber daya terbarukan akan mencapai 3,3 triliun kilowatt-jam pada tahun 2025. Mengutip Global Times, sebanyak lima pangkalan turbin angin lepas pantai dengan kapasitas pembangkit lebih dari 10 juta kilowatt-jam direncanakan akan dibangun di Semenanjung Shandong, Delta Sungai Yangtze, bagian selatan Provinsi Fujian, Tiongkok Timur, bagian timur Provinsi Guangdong Tiongkok Selatan dan Teluk Beibu selatan. Adapun kelima basis tenaga angin lepas pantai itu diperkirakan akan menghasilkan daya mencapai 20 juta kilowatt-jam pada tahun 2025 mendatang.

Pemerintah Tiongkok memang tengah mempromosikan berbagai teknologi hijau seperti turbin angin, panel surya, kendaraan energi baru, konstruksi bangunan hijau, dan banyak produk hemat energi, untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060. Energi surya diperkirakan akan menjadi sumber energi primer terbesar Tiongkok pada sekitar tahun 2045. Sementara tingkat penggunaan batu bara direncanakan akan turun hingga 80 persen pada 2060.

Su Xinyi, seorang analis di China Electric Power Planning and Engineering Institute, mencatat bahwa sektor energi terbarukan akan melanjutkan ekspansi cepatnya pada paruh kedua tahun 2022. Data dari China Electric Power Planning and Engineering Institute bahkan menunjukkan sektor energi baru Negara Tirai Bambu itu telah mempertahankan efisiensi pemanfaatan yang relatif tinggi pada paruh pertama tahun ini. Hingga akhir Juni, tingkat pemanfaatan tenaga angin secara nasional mencapai 95,8 persen, sedangkan tenaga fotovoltaik mencapai 97,7 persen.

Tak hanya itu, laporan terbaru oleh Badan Energi Internasional (IEA) seperti dikutip Global Times juga menunjukkan kapasitas produksi global untuk perangkat panel surya semakin berpindah dari Eropa, Jepang dan Amerika Serikat ke Tiongkok dalam dua tahun terakhir. Pangsa pasar Tiongkok di semua tahap manufaktur utama untuk panel surya bahkan telah melebihi 80 persen hari ini, dan untuk elemen kunci, termasuk polisilikon dan wafer, IEA memprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 95 persen di tahun-tahun mendatang. Data terbaru dari firma riset Jerman Bernreuter Research menunjukkan bahwa tujuh dari 10 produsen polisilikon terbesar di dunia berbasis di Tiongkok. Hal ini menjadikan Tiongkok memimpin dalam hal investasi dan inovasi teknologi.

Global Times melaporkan Tiongkok akan fokus pada pengurangan emisi dari industri seperti besi dan baja, logam non-ferrous, bahan bangunan, petrokimia dan kimia, dan konstruksi perkotaan dan pedesaan, dan mengembangkan ekonomi sirkular, dengan mempromosikan penggunaan dan daur ulang sumber daya secara komprehensif.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top