Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Artemis - 1

NASA Siapkan Roket Bawa Manusia ke Bulan

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

NASA tengah merencanakan lebih rinci terkait rencananya yang akan mendaratkan roket yang membawa manusia ke permukaan Bulan. Rencana ini merupakan langkah awal untuk mendarat di Bulan pada 2024 diikuti dengan rencana yang lebih luas lagi. Pernyataan ini menyusul setelah selesainya roket luar angkasa Orion yang akan terbang mengelilingi Bulan pada 2021.

Misi yang bernama Artemis-1 ini akan memberikan jalan untuk pertama kalinya sejak manusia mendarat di Bulan pada 1972. Proposal untuk pendaratan perdana ini rencananya akan membawa dua orang pada kutub utara Bulan. Nantinya mereka akan diberikan pilihan untuk mengembangkan lagi pesawat yang dapat membawa empat astronot ke permukaan Bulan, termasuk tinggal di sana lebih lama yang kemungkinan sekitar dua minggu.

Pesawat ini nantinya juga akan mendukung NASA untuk proyek berkelanjutan sepulang dari Bulan yang akan melibatkan konstruksi pada pos terdepan pada permukaan Bulan.

Pada Mei, NASA mengumumkan ada 11 perusahaan yang akan membawa penelitian ini dan mengembangkan prototype roket pendaratan. Roket tersebut akan memulai perjalanannya dari stasiun luar angkasa kecil pada orbit Bulan yang bernama Gateway. NASA ingin pesawat ini akan terpisah menjadi tiga bagian, kendaraan transfer yang membawa astronot dari Gateway menuju orbit Bulan yang lebih rendah, bagian yang akan membawa mereka dari orbit rendah Bulan ke permukaan Bulan, serta bagian yang akan membawa kembali astronot ke Gateway untuk menyelesaikan misi pendaratan mereka.

Pada 20 Juli merupakan perayaan ke-50 tahun sejak pertama kali manusia mendarat di Bulan, NASA secara diam-diam menyelesaikan modul kru Orion dan modul servis untuk misi Artemis-1. Pengumuman tersebut dibuat oleh Vice President Mike Pence pada perayaan misi Apollo 11 di NASA's Kennedy Space Center di Florida.

"Örion adalah kelas baru dari pesawat luar angkasa yang secara unik didesain untuk penerbangan luar angkasa dalam waktu yang panjang dan akan membawa kembali astronot dari Bulan dan akan membawa manusia pertama ke Mars, serta membawa mereka pulang dengan selamat,"ujar Lisa Callahan, Wakil Presiden dan General Manager dari Commercial Civil Space Lockheed Martin, yang membuat model kru Orion untuk NASA.

Ia juga menambahkan bahwa Orion nantinya akan mampu berkontribusi pada penemuan yang ada di sistem tata surya Bimasakti dan landasan untuk pencapaian luar angkasa saat ini. Lockheed Martin, NASA dan kontraktor pendukung telah berkumpul untuk menyelesaikan kru modul Orion di KSC. Ini meliputi mengunduh komputer avonik kapsul, sistem tenaga penggerak, 11 parasut dan penahan panas paling besar yang pernah dibuat. Modul kru ini juga didesain untuk membawa empat astronot melewati orbit Bumi. Pemasangan kapsul dan modul pelayanan ini sudah dilakukan pada awal minggu ini di Kennedy, dengan 33 mesin berbeda termasuk manuver pesawat ruang angkasa. Mesin ini disediakan oleh European Space Agency yang dibuat oleh Airbus.

Jika Orion telah selesai pada akhir tahun ini, nantinya pesawat luar angkasa itu akan melakukan persiapan akhir sebelum Lockheed Martin mengirimnya untuk menjalani prosesi peluncuran awal tahun depan. gma/R-1

Bintang Hitam dari Lubang Hitam Raksasa

Beberapa saat yang lalu dunia dikejutkan dengan penemuan gambar lubang hitam pertama yang berhasil ilmuwan temukan. Sejak saat itu, beragam teori mengenai formasi lubang hitam pun terus berkembang.

Menurut Katherine Freese, ahli fisika dari Universitas Michigan, bintang gelap menjadi bibit dari terbentuknya lubang hitam raksasa selama lebih dari jutaan tahun. Bintang gelap sendiri merupakan sebuah objek sangat terang yang pertama kali muncul dekat dengan kelahiran alam semesta.

Bintang gelap tidak seperti bintang yang tampak saat ini, malah dibandingkan dengan menyeimbangkan tarikan gravitasi, mereka memiliki proses resesi panas seperti hamburan fusi nuklir. Bintang gelap juga tidak panas karena sebagian besar terdiri dari hidrogen dan helium. Yang artinya, mereka bisa menelan bintang yang berukuran jauh lebih besar dengan bintang yang ada saat ini.

Sementara energi yang membuat mereka berhenti diduga datang dari partikel bermateri gelap, yang saat ini belum diteliti secara langsung karena saling menghancurkan satu sama lain, dan melepaskan energi dari proses tersebut. "Mereka bisa terus bertumbuh asalkan ada sumber partikel gelap. Kami berasumsi mereka bisa berukuran 10 juta lebih besar dari massa Matahari dan 10 miliar lebih terang dari Matahari, namun kami masih belum yakin. Belum ada yang menelitinya," ungkap Freese.

Pada 2016 misalnya, Atacama Large Milimeter Array di utara Chile menemukan lubang hitam raksasa yang 660 juta lebih besar dibandingkan Matahari. Meskipun penampakan bintang gelap sendiri masih belum diketahui penampakannya. Namun diperkirakan bahwa mereka jauh lebih terang dibandingkan Matahari.

Penyebab para ahli fisika belum menemukan bintang gelap adalah karena dipercaya mereka muncul setelah terjadinya Big Bang, walaupun mereka masih mencari tahu cara untuk mengetahui sejarah alam semesta kuno itu.

Beruntungnya, peneliti di NASA tengah membuat teleskop yang cukup sensitif yang dapat mendeteksi keberadaan bintang gelap, yaitu James Webb Space Telescope (JWST). Dari penelitian yang dilakukan pada 2012 oleh Royal Astronomical Society di Universitas Oxford, teleskop tersebut ditujukan agar bisa menangkap keberadaan bintang gelap raksasa di awal-awal alam semesta. Bahkan astronot NASA percaya, jika JWST dapat memberikan gambaran tersebut.

"Jika bintang gelap ditemukan oleh James Webb sejak awal, maka cukup besar kemungkinan objek tersebut akan berakhir menjadi lubang hitam besar," kata Freese.

Ia juga menambahkan apabila lubang hitam itu kemudian menyatu dapat membentuk suatu lubang hitam raksasa. Sayangnya, proyek tersebut sempat berhenti selama beberapa tahun. Pada Juni 2018, proyek tersebut direncanakan akan dimulai pada Maret 2021. Jika JWST mampu mengungkapkan dan memperoleh data mengenai bintang gelap dan lubang hitam raksasa, tentunya hal itu sangat membantu jagat astronomi mengetahui awal pembentukan alam semesta. Sekaligus, salah satu misteri di jagat raya berhasil dipecahkan. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top