NASA Kembali Terbangkan "Ingenuity"
Penerbangan “Ingenuity” l Foto ilustrasi NASA yang dirilis pada 24 Maret lalu memperlihatkan helikopter Ingenuity saat terbang di permukaan Mars.
WASHINGTON DC - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) melaporkan telah berhasil melakukan penerbangan kedua helikopter Ingenuity di permukaan Mars pada Kamis (22/4). Dalam penerbangan kedua ini, Ingenuity bisa terbang dengan ketinggian 16 kaki (5 meter) selama 52 detik.
"Sejauh ini, telemetri teknis yang kami terima dan analisis telah memberitahu kami bahwa penerbangan itu memenuhi harapan," kata Bob Balaram, kepala insinyur Ingenuity di Jet Propulsion Laboratory NASA di California selatan.
"Kami telah berhasil melakukan dua kali penerbangan di Mars, yang berarti masih banyak yang harus dipelajari mengenai Ingenuity selama bulan ini," kata Balaram dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya pada Senin (19/4) lalu, NASA juga berhasil melaksanakan penerbangan pertama dari helikopter berbobot empat pon (1,8 kilogram) dan menjadikan momentum itu sebagai penerbangan bertenaga pertama yang pernah ada di planet lain.
Dalam penerbangan pertama itu, Ingenuity terbang ketinggian 10 kaki dan kemudian mendarat setelah terbang selama 39,1 detik.
Untuk penerbangan kedua, NASA melaporkan bahwa Ingenuity naik hingga 16 kaki, melayang sebentar, miring, dan kemudian berakselerasi ke samping sejauh tujuh kaki.
"Helikopter itu berhenti, melayang di tempatnya, dan berbelok untuk mengarahkan kameranya ke arah yang berbeda," kata Havard Grip, kepala pilot Ingenuity. "Kemudian kembali ke tengah landasan terbang untuk mendarat," imbuh dia.
"Kedengarannya sederhana, tapi ada banyak yang tidak diketahui tentang bagaimana menerbangkan helikopter di Mars," sambung Grip.
Data dan gambar dari penerbangan ini kemudian ditransmisikan sejauh 173 juta mil (278 juta kilometer) kembali ke Bumi di mana mereka diterima oleh jajaran antena darat NASA dan diproses.
Buktikan Teknologi
Ingenuity bisa berada di Mars setelah dibawa oleh wahana penjelajah Perseverance yang mendarat di permukaan Planet Merah pada 18 Februari lalu.
Perseverance berada di Mars untuk misi mencari tanda-tanda kehidupan mikroba masa lalu. Sedangkan Ingenuity memiliki tujuan untuk membuktikan teknologinya bisa bekerja di permukaan Mars.
Penerbangan Ingenuity bagi NASA amat menantang karena kondisinya sangat berbeda dari Bumi, terutama karena atmosfer di Mars yang memiliki kepadatan kurang dari satu persen dari kepadatan atmosfer di Bumi.
Ini berarti baling-baling Ingenuity yang membentang sepanjang empat kaki, harus berputar pada 2.400 putaran per menit untuk mencapai daya angkat dan putaran itu sekitar lima kali lebih banyak daripada helikopter di Bumi.
Karena amat jauh dari Bumi, helikopter ini tak bisa dikendalikan oleh manusia. Sementara manuver utamanya sudah diprogram sebelumnya, Ingenuity perlu membuat beberapa keputusan waktu nyata (real time) dengan menggunakan data dari sensor dan kameranya.
Setelah Ingenuity, NASA sudah bersiap untuk mengirim Dragonfly, helikopter yang dimensinya jauh lebih besar, ke permukaan Titan, bulan yang mengorbit di Planet Saturnus. Dalam misi ini Dragonfly akan melakukan sejumlah misi penerbangan untuk mencari kehidupan di luar Bumi saat mendarat di Titan pada 2034 mendatang. SB/AFP/I-1
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya