Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | Penerapan PJJ Sedang Dimatangkan

Mutu Pendidikan Jarak Jauh Mesti Ditingkatkan

Foto : ISTIMEWA

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Men­ristekdikti), Mohamad Nasir.

A   A   A   Pengaturan Font

TANGERANG SELATAN - Penyelenggaraan pendidikan jarak jauh (PJJ) pada jenjang pendidikan tinggi harus tetap memperhatikan kualitas penyelenggaraan. Konsep PJJ harus memiliki penjaminan mutu khusus.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, mengatakan hal tersebut saat menggelar pertemuan dengan pimpinan 90 perguruan tinggi negeri (PTN) yang tergabung dalam Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) di Kampus Universitas Terbuka, Tangerang Selatan, Senin (16/4).

Pertemuan itu bertujuan untuk membahas Sistem Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) dan Online Learning pada perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia.

Nasir menegaskan, PJJ harus tetap memperhatikan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi. Ia menambahkan, sistem PJJ harus diawasi dan didampingi cara pengelolaannya. "Bagaimana sistem pendidikan, sistem pemberian tugas, serta sistem penjaminan mutu, yang merupakan bentuk dari cyber university," kata Nasir.

Menristekdikti mengatakan pendidikan tinggi di Indonesia harus melakukan perubahan dengan melaksanakan PJJ yang bertujuan untuk mengantisipasi perkembangan dunia yang begitu cepat. "Tampaknya kita tidak bisa menunggu lagi, kita harus melakukan perubahan," jelas dia.

Perubahan itu harus dilakukan pada disruptive technology era, dan kita bisa memanfaatkan peluang yang baik. Di Eropa dan Amerika terkenal dengan istilah revolusi industri 4.0. Beda lagi di Tiongkok, mereka mengenal istilah "Made in Tiongkok 2025".

"Jadi, target mereka di tahun 2025 semua dunia menggunakan produk negeri Tiongkok. Saat ini, mereka sedang menggembangkan kereta cepat sampai ke Eropa," sebut mantan rektor terpilih Universitas Diponegoro ini.

Negara lain, sambung Nasir, sudah menggembangkan ekonomi kelas dunia, di sinilah peran pendidikan tinggi di Indonesia agar dapat mengisi pembangunan yang ada di negeri ini," imbuhnya.

Sebagai kampus yang sudah terlebih dahulu menyelenggarakan PJJ, Kemristekdikti memberikan mandat kepada Universitas Terbuka (UT) untuk memberi masukan dan mendukung seluruh PTN, terutama dalam pelaksanaan PJJ tersebut, sesuai dengan kapasitas dan fasilitas yang dimiliki UT.

UT Siap Sukseskan

Sementara itu, Rektor Universitas Terbuka (UT), Ojat Darojat, mengatakan ini merupakan kehormatan bagi UT, dan UT telah mengambil langkah konkret membangun kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Indonesia untuk menyukseskan program strategis PJJ dan kuliah daring.

"UT siap sukseskan dan membantu perguruan tinggi lain dalam program PJJ dan Online Learning," jelas Ojat.

Setidaknya, tambah dia, UT sudah menandatangi nota kesepahaman dengan Universitas Borneo Tarakan (UBT), Universitas Negeri Padang (UNP), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Negeri Medan (Unimed), Universitas Soedriman (Unsoed), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Institut Teknologi Sumatera dan kali ini dengan Universitas Jember, Universitas Lampung (Unila), Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan Universitas Bangka Belitung (UBB).

Rektor Insitut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), Kadarsah Suryadi, berharap agar dengan diselenggarakannya sistem pendidikan jarak jauh ini, dapat meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) Indonesia yang saat ini masih di angka 31,5 persen. "Saya kira apa yang disampaikan Pak Menteri ketika bertemu di Medan lalu, kita dapat meningkatkan APK kita yang rendah dibanding Malaysia 37.2 persen Thailand 51.2 persen, Singapura 82.7 persen dan Korea 92.4 persen," tutup Kadarsyah. cit/E-3

Komentar

Komentar
()

Top