Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Tantangan Radikalisme

Muslimat NU Bisa Memberi "Vaksinasi" Ideologi

Foto : Istimewa

Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Para muslimat Nahdlatul Ulama (NU) diminta berperan maksimal dalam memberi vaksinasi ideologi kepada keluarga, jemaah, dan masyarakat sekitarnya. Permintaan ini disampaikan Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Brigjen Pol R Ahmad Nurwakhid di Jakarta, Kamis (16/12).

"Vaksinasi ideologi dengan menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan wawasan kebangsaan dengan pendekatan agama. Ini melalui aspek spiritualitas yang tecermin dalam perilaku dan budi pekerti luhur," ujar Ahmad Nurwakhid.

Ahmad Nurwakhid menyampaikan pernyataan tersebut saat menjadi narasumber Peluncuran Buku "Majelis Taklim Cegah Radikalisme" serta Penandatangan MoU PP Muslimat NU dengan BNPT RI." Dia juga menjadi Narasumber dalam kegiatan Webinar "Majelis Taklim Cegah Radikalisme" dengan tema "Peta Gerakan Radikalisme di Indonesia dan Urgensi kalangan Agamawan untuk Kontra Ideologi Radikalisme."

Menurut Ahmad, peran Muslimat NU tidak bisa diremehkan. Ia meyakini peranan Muslimat NU akan membuat pencegahan radikalisme dan terorisme semakin masif menciptakan Indonesia damai, aman, religius, dan menjunjung tinggi toleransi. Selain itu, dia berpandangan bahwa kaum wanita adalah pilar utama sebuah keluarga. Dengan begitu, muslimat NU harus mengawali kiprah dalam memberi vaksinasi ideologi dari keluarganya sendiri, sebelum ke lingkungan dan masyarakat luas.

Ia yakin, bila itu terjadi, keluarga dan lingkungan masyarakat akan kebal dari susupan paham radikalisme dan terorisme. Maka, berbagai ancaman ideologi takfiri transnasional tidak akan mampu menggoyahkan Indonesia dan Pancasila. Ia mengungkapkan, ideologi radikalisme dan terorisme adalah sebuah gerakan politik yang memanipulasi agama untuk mengganti ideologi negara yang bertentangan dengan Pancasila.

"Terorisme adalah gerakan politik kekuasaan dengan memanipulasi agama yang bertujuan mengganti ideologi negara dengan takfiri transnasional. Wataknya intoleran terhadap perbedaan dan bersifat eksklusif," ucap Ahmad.

Selain itu, terorisme adalah paham yang dibangun di atas manipulasi dan distorsi agama. Tidak ada kaitannya aksi radikal terorisme dengan agama apa pun. Namun terkait dengan pemahaman agama menyimpang dan didominasi oleh mayoritas agama di wilayah tersebut.

Sejatinya, kata mantan Kabag Ops Densus 88 ini, radikalisme dan terorisme mengatasnamakan agama adalah fitnah, sehingga menjadi musuh negara.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top