Musik di Panggung Politik
Latar belakang tersebutlah yang mendorong saya terjun langsung ke gelanggang perumusan kebijakan publik. Fungsi DPR cukup vital dalam sistem politik berupa fungsi legislasi untuk membuat UU, menyusun anggaran pendapatan belanja negara (APBN), serta mengawasi kinerja eksekutif.
Dengan penuh kesadaran diri, seorang musikus terjung ke panggung politik melalui kontestasi pemilu tidak sedikit cibiran publik. Sikap nyinyir publik di antaranya dengan tudingan cukup sarkastis. Mereka menuding musisi terjun ke politik karena tidak laku dalam industri. Musisi atau pekerja seni hanya menjadi komoditas partai politik sebagai vote getter. Belum lagi tudingan pekerja seni terjun ke jalur politik karena tidak memiliki kapabilitas dan keterampilan politik di parlemen.
Saya sendiri pernah merasakan menjadi korban perundungan publik di Tanah Air, saat salah satu pewarta stasiun televisi usai gladi resik acara pelantikan anggota DPR/MPR pada akhir September 2014 menanyakan fungsi DPR. Saya dapat memaklumi adanya pembingkaian (framing) oleh publik dalam melihat politisi yang berlatar belakang figur publik. Stigmatisasi figur publik tidak mengerti politik tentu tidak bisa disalahkan. Apalagi jika melihat dari perspektif riwayat pendidikan. Tidak banyak figur publik, termasuk kebanyakan anggota DPR, memiliki gelar sarjana ilmu politik.
Meski publik seharusnya mengetahui juga dalam khazanah parlemen modern saat ini, strukturnya terdapat unsur representasi politik yakni perwakilan melalui prosedur parpol, representasi teritorial, perwakilan daerah sebagai implementasi double check khususnya di negara besar dan kompleks. Ada juga representasi fungsional yang mencerminkan keterwakilan fungsional seperti dari kelompok profesi dan pekerja (Jimly Asshiddiqie, 2007).
Kendati sistem politik saat ini secara formal hanya membuka satu pintu rekrutmen anggota DPR melalui jalur parpol, dalam praktiknya, partai dalam rekrutmen calon anggota DPR mempertimbangkan aspek daerah serta fungsional calon. Dengan kata lain, kalangan figur publik berlatar belakang musisi, artis, insinyur, pengusaha, dan sejenisnya bisa dikelompokkan sebagai representasi fungsional.
Jalur Karier
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya