Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Yogyakarta

Museum Benteng Vredeburg, Bergerak Mengikuti Zaman

Foto : MUSEUM BENTENG VREDEBURG YOGYAKARTA
A   A   A   Pengaturan Font

Revitalisasi dengan pendekatan revolusioner yang sedang berlangsung akan menampilkan wajah baru Museum Benteng Vredeburg tanpa meninggalkan aspek kelestarian. Hasilnya untuk menarik generasi muda berkunjung, mengetahui peristiwa sejarah yang terjadi di Yogyakarta.

Revitalisasi dengan pendekatan revolusioner yang sedang berlangsung akan menampilkan wajah baru Museum Benteng Vredeburg tanpa meninggalkan aspek kelestarian. Hasilnya untuk menarik generasi muda berkunjung, mengetahui peristiwa sejarah yang terjadi di Yogyakarta.

Saat menyusuri Jalan Malioboro akan menemukan simpang empat yang menjadi Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Berada di tengah perempatan, titik ini di antara Jalan Margo Mulyo dari sisi utara, Jalan Panembahan Senopati dari sisi timur, Jalan Pangurakan dari sisi selatan, dan Jalan KH Ahmad Dahlan sisi sisi barat.

Titik Nol Kilometer Yogyakarta sudah ada pada masa Hamengkubuwana I, setelah disepakatinya Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755. Raden Mas Sujana setelah dewasa bergelar Pangeran Mangkubumi mulai membangun keraton Yogyakarta di wilayah hutan Pabringan pada tahun yang sama.

Kawasan ini menjadi bagian dari sumbu imajiner Yogyakarta yang menghubungkan antara Gunung Merapi dengan Keraton Yogyakarta. Di lokasi ini berdiri beberapa bangunan peninggalan kolonial yang sekaligus menjadi tetenger atau penanda Kota Yogyakarta.

Di timur laut Titik Nol Kilometer Yogyakarta berdiri dengan kokoh Benteng Vredeburg dengan nama Jawa Loji Gede yang berada di sebelah tenggara Bank Indonesia dan Societeit Militaire, dan Kantor Pos. Di barat daya terdapat Kantor BNI 1946. Di barat laut Gedung Agung dengan nama Jawa Logi Kebon dan Gereja Ngejaman (GPIB Margamulya) yang dikenal dengan nama Loji Kebon.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top