Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Space Technology

Mungkinkah Mengirim Informasi melalui Lubang Hitam?

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

Teknologi yang canggih saat ini tentunya mendorong berbagai penelitian yang ada di dunia dan semesta. Termasuk meneliti adanya kemungkinan yang belum dapat dipastikan kebenarannya. Salah satunya adalah mengirim pesan.

Menurut penelitian terbaru, dalam situasi tertentu, sebuah pesan dapat dikirim secara teori melalui lubang cacing yang tersambung dengan lubang hitam di dunia yang berbeda. Sayangnya, pada hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa hanya sedikit informasi yang dalam bentuk kuantum bits atau qubits itu mengalami perubahan.

"Dalam pengaturan spesifik, kami menemukan hasil yang mengecewakan dalam satu atau dua qubits, atau beberapa informasi bits yang dapat dikirim melalui lubang cacing," kata Sam van Leuven, salah satu penulis jurnal dan peneliti dari University of the Witwatersrand di Johannesburg.

Umumnya, apabila ingin mengirim sesuatu ke dalam lubang hitam, barang tersebut akan terjebak di pusatnya dalam titik yang diketahui sebagai singularitas dan tidak akan pernah kembali ke tempat asalnya. Namun, jika lubang hitam terkoneksi dengan lubang hitam lainnya melalui lubang cacing, secara teori pesan yang dikirim dapat melintasi dan keluar di sisi lain dari lubang cacing itu. Yang artinya, bisa berada pada dunia alternatif atau dunia lainnya.

Untuk melakukan penelitian ini memerlukan semesta dan lubang hitam yang saling terkoneksi dengan berbagai perhitungan fisika dan geometri. Semisalnya, lubang hitam yang dapat dilalui hanya yang memiliki kelengkungan negatif. Sehingga dapat divisualisasikan sebagai pelana besar, di mana dua makhluk mencoba berjalan dalam dunia paralel yang sebenarnya mereka berjalan saling menjauhi satu sama lain.

Para peneliti yang mengetahuinya, kalau secara teori ada kemungkinan bahwa lubang cacing dapat membiarkan informasi lewat. Mereka juga telah membuat estimasi untuk mengetahui seberapa lama informasi dapat bepergian melalui lubang cacing ini.

"Kami tahu sekarang dari penelitian sebelumnya, kalau proses ini adalah sejalan dengan teleportasi kuantum, tetapi ada batasan berapa banyak informasi yang bisa dikirim," ujar Aron Wall, peneliti dari Department of Applied Mathematics and Theoretical Physics di University of Cambridge.

Pada teleportasi kuantum, informasi hampir secara singkat dapat dikirim melalui jarak yang sangat jauh dan luas dengan menggunakan partikel yang melibatkan kuantum, yang artinya kondisi mereka tetap saling berhubungan berapa pun jarak yang memisahkan mereka.

Dalam penelitian Van Leuven dan rekannya mempelajari lubang hitam yang dapat dilintasi menggunakan geometri waktu angkasa seperti yang dideskripsikan oleh teori relativitas secara umum milik Albert Einstein. Matematika yang digunakan telah mendeskripsikan skenario yang telah selesai dalam dunia dua dimensi, sehingga tentunya akan dapat digunakan juga pada dunia tiga dimensi yang manusia tinggali.

Hasil dari penelitian itu juga menunjukkan apabila hanya beberapa informasi bits yang bisa melewati lubang cacing pada satu waktu, jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan penggunaan metode lainnya yang telah ditemukan.

Selain itu pula, mengirim pesan melalui lubang cacing diperkirakan akan mengubah lubang hitam. Lubang hitam pengirim massanya akan membesar, sementara lubang hitam penerima akan berkurang massanya, dengan setiap pesan yang dikirim.

Pada pesan pertama, lubang hitam penerima akan kehilangan sekitar 30 persen massanya dan setelah terus menerus menerima pesan, lubang hitam tersebut akan menghilang. Dan setiap tambahan pesan yang masuk juga akan mengalami pengurangan ukuran, bahkan ada pesan yang tidak mengandung informasi apa-apa.

Van Leuven dan peneliti lainnya terus melanjutkan penelitian terkait seberapa besar pengaturan pada sesuatu yang serupa dan berbeda dari jagat raya yang dapat memberikan transmisi lebih dalam menyajikan informasi. Saat ini, lubang cacing dan lubang hitam secara teori terhubung, namun peneliti berpikir tidak sepenuhnya mustahil kalau mereka dapat menciptakan atau memanipulasi peradaban itu.

"Kami mencoba untuk menemukan generalisasi pada penelitian kami yang dapat memberikan informasi ketika bertransmisi, tetapi itu masih proses," ujar Van Leuven.

Ia menambahkan kalau dipastikan batasan tersebut akan mencapai titik tertentu. Tetapi ia memastikan, hal itu bukanlah jumlah informasi tidak terhingga yang dikirim sampai harus menghancurkan lubang cacing. Penelitian tersebut diunggah secara online pada 29 Juli dan dicetak pada jurnal arXiv dan masuk Journal of High Energy Physics. gma/R-1

Alami Masalah di Luar Angkasa

Pada bagian lain, pesawat luar angkasa tanpa awak milik Russia, Soyuz harus melakukan pendaratan pada International Space Station (ISS), dikarenakan adanya ketidakberfungsian pada sistem pendaratan.

Pesawat Roscosmos Soyuz MS-14 yang membawa perlengkapan dan robot humanoid bernama Skybot F-850 diceritakan tengah dalam pendekatan akhir pada stasiun luar angkasa ketika tiba-tiba saja sistem pendaratan otomatisnya gagal mengunci.

Sebelumnya, setelah berkali-kali mencoba untuk melakukan pendaratan dengan sistem cadangan dan masih tetap gagal, Alexey Ovchinin, komandan stasiun, akhirnya membatalkan perintah pada Soyuz pada pukul 1:36 pagi waktu setempat.

"Pada titik itu, tidak ada kru yang mengalami bahaya," ujar Rob Navias, juru bicara NASA pada Expedition 60. Soyuz saat ini tengah berada di luar angkasa dalam jarak yang cukup aman, yang disebut dengan race track orbit. Pada jarak tersebut, Soyuz memiliki kesempatan untuk kembali mendarat setiap 24 jam.

Pengatur penerbangan Roscosmos menduga buruknya sinyal pada stasiun Kurs mendorong gagalnya pendaratan pada pesawat luar angkasa itu. Mereka telah meminta Ovchinin dan kosmonot lainnya, Alexander Skvortsov untuk mengganti amplifier dengan harapan dapat menyelesaikan permasalahan ini.

Selama gagalnya, Soyuz tidak membahayakan bagi kru stasiun, namun pihak pengendali NASA tetap menyarankan agar kru di stasiun agar tetap berhati-hati dan terus memonitor keadaan. "Kami hanya ingin memberitahu kalau Kurs tengah kesulitan untuk mengunci pada target dan kami ingin agar kalian tetap terjaga," kata astronot dari Johnson NASA Space Center di Houston dalam radio Mission Control.

Soyuz MS-14 membawa setidaknya 660 kilogram perlengkapan untuk kru stasiun dan robotik, Skybot F-850, robot humanoid tipe FEDOR yang nantinya akan digunakan untuk eksperimen di stasiun luar angkasa dan kembali ke Bumi setelah misinya selesai. gma/R-1

Komentar

Komentar
()

Top