Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Muncul di Serial The Last of Us, Mungkinkah Infeksi Jamur Ubah Manusia Jadi Zombie?

Foto : Instagram

Potongan adegan The Last of Us.

A   A   A   Pengaturan Font

Teror jamur atau fungi tengah ramai diperbincangkan usai fenomena ini diangkat dalam serial post apocalyptic terbaru "The Last of Us".

Serial yang diadaptasi dari sebuah video game dengan judul yang sama, menceritakan 20 tahun setelah infeksi spesies jamur Cordyceps. Diceritakan, jamur tersebut ternyata merupakan spora beracun yang didalamnya terdapat sebuah virus yang mampu menginfeksi manusia dan membuat mereka berubah menjadi haus darah seperti zombie.

Tapi sebenarnya, sejauh apa kemungkinan infeksi ini?

David Hughes, seorang ahli entomologi yang membagikan penelitian jamurnya dengan pembuat video game "The Last of Us" menjelaskan bahwa infeksi jamur pada manusia dapat meningkat dan menyebar lebih cepat pada iklim yang lebih hangat. Faktanya, jamur memang sudah menimbulkan bahaya bagi banyak populasi dengan gangguan kekebalan atau penyakit autoimun.

"Jamur membunuh lebih banyak manusia daripada malaria," kata Hughes.

Melansir The Washington Post, jamur mungkin tampak seperti gangguan kecil bagi manusia sehat pada umumnya. Padahal, jamur dapat menyerang serangga dan tanaman dengan cara yang mengerikan.

Tidak seperti tumbuhan yang memproduksi makanan mereka sendiri, jamur memperoleh energi dan nutrisi dengan memakan inang hidup, pembusukan bahan organik mati atau dengan hidup tanpa bahaya bagi organisme lain.

Sementara jamur Cordyceps yang menjadi bintang serial "The Last of Us" adalah genus jamur parasit yang tumbuh pada larva serangga.

Mengutip situs WebMD, sebagian besar spesies Cordyceps adalah endoparasitoid, parasit terutama pada serangga dan artropoda lainnya. Ketika jamur Cordyceps menyerang inangnya, mereka akan mengganti jaringan sang inang dan menumbuhkan batang panjang dan ramping yang tumbuh di luar tubuh inang.

Walau dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan, orang-orang pada umumnya tidak mengalami perjumpaan dengan jamur yang begitu gamblang.

Kebanyakan jamur tidak menginfeksi manusia karena tidak tahan terhadap suhu tubuh yang hangat atau sistem kekebalan tubuh kita.

Di antara 1,5 hingga 5 juta spesies jamur yang ada di dunia, hanya beberapa ratus di antaranya yang dapat membuat orang sakit. Kebanyakan kasus juga melibatkan orang dengan gangguan kekebalan atau autoimun yang tidak memiliki sistem kekebalan yang kuat untuk melawan infeksi jamur tersebut..

Tapi bagaimana jika jamur bisa beradaptasi dengan suhu yang lebih hangat dan menyebabkan lebih banyak masalah seperti yang mendasari The Last of Us?

Jamur sudah beradaptasi

Jamur telah menyerang tumbuhan, reptil, dan organisme lain selama ribuan tahun. Berbicara kepada The Washington Post, peneliti penyakit menular Arturo Casadevall, memperkirakan jamur berkembang pesat sejak asteroid raksasa menghantam Bumi 66 juta tahun yang lalu dan berkontribusi terhadap kepunahan sejumlah hewan dan tumbuhan.

Lingkungan pasca bencana dengan banyak vegetasi yang membusuk, kegelapan, dan suhu yang dingin, disebut Casadevall mungkin telah mendukung pertumbuhan jamur, yang membantu memusnahkan hewan berdarah dingin. Sementara mamalia kecil, yang mampu mengatur suhu tubuhnya dapat menangkal penyakit yang disebabkan infeksi jamur dengan lebih baik.

Namun selama beberapa tahun terakhir, Casadevall telah menyelidiki bagaimana perubahan iklim dapat membawa infeksi jamur baru pada mamalia, termasuk manusia.

"Jamur akan beradaptasi dengan iklim yang lebih hangat dengan mengembangkan toleransi panas yang lebih besar," kata Casadevall, ahli mikrobiologi yang mengkhususkan diri pada penyakit jamur di Johns Hopkins.

"Beberapa kemudian dapat tumbuh pada suhu manusia dan menyebabkan penyakit jamur baru yang belum pernah kita lihat sebelumnya," sambungnya.

Hughes sendiri menjelaskan, beberapa jamur dapat beradaptasi dengan mengubah ekspresi protein berbeda yang memungkinkan mereka untuk menahan panas yang lebih tinggi.

Jamur juga dapat meningkatkan melanin mereka yang memungkinkan mereka bertahan di iklim yang lebih panas dan lebih kering.

"Anda harus beradaptasi dengan perubahan iklim, atau Anda akan punah," kata Hughes.

Jamur baru sudah muncul di tempat yang tak terduga. Salah satu

Jamur bernama Candida auris misalnya. Casadevall menjelaskan Candida auris telah menyebabkan infeksi serius termasuk di aliran darah. Jamur jenis ini telah dilaporkan muncul secara bersamaan di berbagai benua dan menyebar ke Amerika Serikat (AS), menginfeksi banyak pasien Covid-19 di rumah sakit.

Dalam sebuah makalah yang membandingkan kerentanan suhu Candida auris dengan kerabat dekatnya, Casadevall menunjukkan bahwa fenomena itu bisa menjadi "contoh pertama penyakit jamur baru" yang muncul dari perubahan iklim modern.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top