Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Sidang Majelis Umum PBB

Multilateralisme, Solusi Hadapi Krisis Pangan dan Resesi Global

Foto : GHULAM RASOOL / AFP

Sekjen PBB, Antonio Guterres

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Senin (12/9) waktu setempat, melihat adanya ujian terhadap multilateralisme pada sidang Majelis Umum PBB mendatang.

"Sidang mendatang akan terus menguji sistem multilateral seperti belum pernah terjadi sebelumnya. Itu akan menguji kohesi dan kepercayaan di kalangan negara-negara anggota," kata Guterres dalam rapat pleno penutupan Sidang Majelis Umum ke-76.

Acara tahunan sidang Majelis Umum PBB ke-77 dijadwalkan dibuka pada Selasa (13/9) waktu New York.

"Jalan ke depan akan menantang dan tidak dapat diprediksi. Tetapi dengan menggunakan instrumen diplomasi, negosiasi, dan kompromi, kita dapat terus mendukung masyarakat dan komunitas di seluruh dunia," kata Guterres seperti dikutip dari Antara.

"Kita dapat memperbarui kepercayaan pada PBB dan sistem multilateral, yang masih menjadi harapan terbaik umat manusia," katanya.

Pada kesempatan itu, dia juga berterima kasih kepada Abdulla Shahid dari Maladewa, yang menjabat sebagai Presiden Sidang Majelis Umum PBB ke-76 atas visi dan kepemimpinannya.

"Dengan keterampilan yang luar biasa, dia memimpin majelis ini selama masa-masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, membawa visi baru untuk isu-isu, seperti kesetaraan gender, aksi iklim, dan perspektif unik negara-negara pulau kecil," tutur Guterres.

Dia juga menyoroti konflik-konflik keji yang membahayakan jutaan nyawa manusia, memperdalam jurang kemiskinan dan ketidaksetaraan yang terus menghambat pemulihan dan pembangunan. Begitu pula dengan sistem keuangan global yang merosot dan mendera negara-negara berkembang serta menghalangi mereka menuju pemulihan berkelanjutan. "Hal yang tak kalah penting adalah darurat iklim yang secara harfiah sedang "membakar planet kita," katanya.

Sidang Majelis Umum PBB ke-76 juga diwarnai dengan serangkaian tantangan yang semakin dalam, di antaranya kenaikan harga-harga, menurunnya daya beli, meningkatnya kerawanan pangan, dan bayang-bayang resesi global yang semakin besar, pandemi global yang sulit dikalahkan, dan munculnya kedaruratan kesehatan lain dalam wabah cacar monyet, serta gelombang panas, badai, banjir, dan bencana alam mematikan lainnya.

Tatanan Dunia

Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Brawijaya, Malang, Yusli Effendi, mengatakan ujian terhadap multilateralisme karena negara-negara besar atau adidaya yang meninggalkan semangat multilateralisme dan mengedepankan unilateralisme.

"PBB dibangun dari komitmen dan kesepakatan banyak negara (multilateral) untuk menjaga tatanan dunia yang aman, sejahtera, dan damai. Negara-negara menengah (middle power) dan negara-negara kecil biasanya mendukung multilateralisme," kata Yusli.

Sedangkan negara-negara besar (superpower) cenderung bertindak unilateral (sepihak) karena merasa punya sumber daya yang besar, seperti militer, ekonomi, bujet, dan lain-lain seperti Russia, AS, Tiongkok. "Lebih-lebih AS yang sedang goyah karena ditantang oleh Tiongkok secara ekonomi atau kekuatan LTS, dan oleh Russia di perang Ukraina," kata Yusli.

"Negara-negara harus mempertahankan semangat multilateralisme menghadapi tantangan bersama seperti perubahan iklim, ancaman krisis pangan atau pelambatan ekonomi yang semakin nyata," pungkas Yusli.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top