Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mulai dari Nyeri Hingga Pusing, Efek Samping Moderna Lebih Terasa di Tubuh

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah sudah mengambil tindakan untuk mengizinkan vaksin Covid-19 buatan Amerika Serikat (AS), vaksin Moderna dan vaksin Pfizer, disuntikkan ke masyarakat umum.

Vaksin Moderna dan Pfizer akan diberikan kepada masyarakat yang belum mendapatkan vaksin Covid-19. Jadi masyarakat yang sudah disuntik vaksin lain seperti Sinovac dan AstraZeneca tidak bisa disuntikkan yang kedua kalinya.

Vaksin asal AS ini sendiri sudah mulai disuntikkan mulai 17 Agustus 2021. Targetnya pada 100.030 warga Jakarta. Masing-masing akan mendapatkan dua dosis dengan interval pemberian selama 28 hari.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga telah memaparkan vaksin Moderna mempunyai efikasi sebesar 94,1 persen dan aman untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari mengatakan, KIPI yang paling banyak dirasakan oleh penerima vaksin Moderna adalah nyeri di tempat suntikan.

Menurutnya, sejauh ini belum ada KIPI berat atau serius pada vaksin Moderna.

"Tidak ada (KIPI serius)," kata Hindra yang dikutip dari Kompas.com, Sabtu (21/8/2021).

Potensi KIPI Meski demikian, ia menjelaskan potensi KIPI yang bisa dirasakan oleh penerima vaksin Moderna.

Beberapa gejala ringan yang mungkin terjadi adalah nyeri, kemerahan atau bengkak di tempat suntikan.

Sementara, potensi gejala umum atau moderat yang muncul adalah lemas, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, demam, dan mual.

Untuk KIPI serius, Hindra menyebut reaksi yang mungkin akan terjadi adalah miokarditis dan perikarditis (radang otot jantung).

"Namun, sampai saat ini, belum ada laporan KIPI serius moderna yang diterima Komnas, semua bersifat non-serius, yang ringan sampai moderat. Mudah-mudahan demikian selanjutnya," kata dia.

Jika mengalami gejala tersebut, Hindra menyebut masyarakat bisa mengonsumsi paracetamol.

Hal ini disebabkan oleh temuan adanya efek seperti radang otot jantung (miokarditis) dan radang selaput jantung (perikarditis) pada orang yang sudah divaksinasi menggunakan vaksin mRNA utamanya adalah laki-laki di bawah 30 tahun.

Akan tetapi, ini bukan berarti masyarakat menjadi tak berani divaksin mRNA seperti Moderna. Sebab, hal tersebut sangatlah jarang dan manfaat vaksin tentu jauh lebih besar.

"Ternyata data-data menunjukkan bahwa angka itu sangat rendah. Jadi risiko itu dikhawatirkan ada, namun manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi karena itu ITAGI-nya Amerika Juni 2021 masih bilang tetap saja dipakai," jelas Ketua Komnas KPI, Prof. Hindra.

Untuk itu, ada baiknya setelah vaksin untuk menghindari aktivitas-aktivitas yang terlampau berat. Tunggu sesaat setelah badan kembali fit untuk melanjutkan kegiatan tersebut.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top