Mugabe Hadapi Pemakzulan
Foto: REUTERS/Philimon BulawayoSituasi politik di Zimbabwe semakin memanas setelah Presiden Robert Mugabe tak juga mengundurkan diri. Karena hal itu, maka Presiden Mugabe saat ini menghadapi ancaman pemakzulan.
HARARE - Presiden Zimbabwe, Robert Mugabe, pada Senin (20/11) terancam dimakzulkan setelah ia melewatkan batas waktu 24 jam untuk menyetujui melepaskan jabatannya. Laporan CNN berdasarkan narasumber dekat sebelumnya menyebut bahwa sebuah draft surat pengunduran diri bagi Mugabe, 93 tahun, sudah dibuat.
Mugabe sudah 37 tahun berkuasa di Zimbabwe. Dia telah menjadi Presiden Zimbabwe terlama, yang berkuasa di negara itu sejak Zimbabwe merdeka dari Inggris. Hingga Minggu (19/11) malam waktu setempat, dia menolak untuk mundur meski gelombang unjuk rasa mendesaknya hengkang semakin deras. Padahal dibawah syarat-syarat kesepakatan, Mugabe dan istrinya, Grace, akan diberikan imunitas penuh.
Saat ini, batas waktu hingga Senin pukul 10.00 pagi (20/11) waktu setempat yang telah dierikan pada Mugabe untuk mengundurkan diri telah terlewati dan Partai ZANU-PF serta partai oposisi akan memulai proses pemakzulan terhadapnya. Anggota parlemen menyebut pemakzulan harus menunggu hingga Selasa (21/11), meskipun proses pemungutan suara kemungkinan tidak akan dilakukan pada hari yang sama.
Tekanan semakin besar diterima oleh Presiden Mugabe agar dia mengakhiri keraguan yang telah mencengkram negara itu sejak dilakukan kudeta de facto pada Rabu (15/11). Dalam 2 dekade terakhir, penindasan di negara itu semakin buruk dan kesulitan ekonomi tidak kunjung membaik.
Menurut dua sumber senior di pemerintahan Zimbabwe, Mugabe sebetulnya sudah setuju untuk mengundurkan diri, tetapi belum diketahui detailnya, termasuk kapan dia akan melakukan hal ini. Muncul sejumlah spekulasi bahwa dia telah salah membaca pidato yang disiarkan secara langsung melalui televisi atau melompati beberapa paragraph mengenai hal pengunduran dirinya dari jabatan.
Komite pusat Partai ZANU-PF sebelumnya sudah menunjuk nama Emmerson Mnangagwa sebagai pemimpin Zimbabwe yang baru. Mnangagwa sebelumnya merupakan wakil Presiden Zimbabwe, tetapi dipecat oleh Mubage agar bisa membuka jalan bagi istrinya, Grace, untuk menjadi penerus kekuasaan di Zimbabwe.
Ingin Perubahan
Terkait situasi politik di Zimbabwe, sebagian besar rakyat Zimbabwe menginginkan "kemerdekaan kedua" dan menyatakan keinginan dan harapan mereka agar terjadi perubahan situasi ekomoni dan politik yang dalam dua dekade ini terakhir terpuruk ke jurang depresi.
Sikap ini pun ditunjukkan oleh lebih dari tiga juta warga Zimbabwe yang pindah ke Afrika Selatan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Rakyat Zimbabwe pada umumnya juga kecewa dengan sikap keras kepada Mugage yang tidak mau mundur dari kursi kepresidenan.
Sebagian warga di Harare sebenarnya bisa memahami campur tangan militer jika memang hanya sekedar untuk membantu proses alih kekuasaan, dibanding kudeta yang bisa menimbulkan kekacauan. Tapi, sebagian lawan politik Mugabe merasa tidak nyaman dengan terlalu besarnya peran militer dan khawatir kalau Zimbabwe akan jatuh ke tangan penguasa dukungan militer. uci/Ant/Rtr/I-1
Redaktur: Ilham Sudrajat
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
Berita Terkini
- Pertumbuhan Kapitalisasi Pasar Modal Tahun Ini Kehilangan Daya Pacu
- Bangun Ketahanan Energi, Pemerintah Segera Implementasikan Program B40 Pekan Ini
- Film Sejarah ‘Harbin’ Puncaki Box Office Korsel
- Album ‘SOS’ SZA Kembali ke Posisi 1 Tangga Album Billboard
- Mantan Rapper TOP Dikritik atas Perannya di ‘Squid Games 2’