Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ES DM) Ignasius Jonan tentang Motor Listrik

"Motor Listrik Lebih Hemat dan Efisien"

Foto : ANTARA/Hafidz Mubarak
A   A   A   Pengaturan Font

Pasalnya, emisi yang dihasilan oleh kendaraan berbahan bakar minyak cukup besar. Dunia internasional meminta semua negara untuk bersama-sama menekan emisi.


Wujud dari komitmen itu, pemerintah mendukung penuh upaya beberapa produsen motor listrik di Tanah Air.

Motor listrik ditenggarai bisa menjadi titik awal penggunaan kendaraan listrik mengingat prorotype mobil listrik masih dikaji dan diperkirakan baru diproduksi pada tahun 2020.

Saat ini produsen tinggal menunggu dukungan regulasi pemerintah terkait motor listrik.


Untuk mengupas hal ini, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Kementerian ESDM merupakan lembaga yang bertanggung jawab di sektor energi. Lembaga ini juga sangat mendukung peningkatan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).


Produsen motor listrik sudah mulai memasarkan produknya. Apa respon Anda?


Motor listrik harus disambut dengan positif. Sebagai regulator, Kementerian ESDM sangat mengapresiasi progres motor listrik di Tanah Air.Tentunya kita mendukung penuh hal ini.

Mengapa perlu didukung, karena penggunaan motor listrik ini bisa menekan impor bahan bakar minyak (BBM).


Selain menekan impor minyak, apa lagi keuntungannya?


Selain menekan impor BBM, kendaraan listrik juga mendorong kemandirian energi. Energi yang disuplai ke kendaraan nantinya bersumber dari dalam negeri.

Selain batubara, bisa juga energi baru dan terbarukan (EBT). Kita punya energi matahari, panas bumi, air serta angin. Ini sesuai dengan rencana umum energi nasional (RUEN) dan juga arahan Presiden.


Motor listrik juga mengurangi emisi. Pasalnya, emisi yang dikeluarkan motor listrik ini sangat rendah, karena memang tidak adanya mesinnya, hanya ada battery dan sistem transmisinya saja, sementara pengapian juga tidak ada.


Mana yang lebih efisien dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak?


Saya sudah menjajal dua motor listrik produsen VIAR dan Gesits (Grasindo dan Institut Teknologi Sepuluh November/ITS).

Dengan menggunakan motor listrik kita lebih dimudahkan. Itu lebih efisien ketimbang motor berbahan bakar minyak. Apabila dibandingkan dengan sepeda motor berbahan bakar minyak, sepeda motor listrik ini jauh lebih efisien.


Jika diasumsikan, untuk jarak 60-70 km, konsumsi energi yang dihasilkan mencapai 2 kilo watt hour (kWh). Lalu, jika saat ini harga listrik 1.400 rupiah per kWh maka biaya yang dikeluarkan sekitar 2.800-2.900 rupiah untuk jarak tempuh demikian.

Bandingkan dengan sepeda motor berbahan bakar minyak, dengan jarak tempuh yang sama pula harus mengeluarkan anggaran 10.000 rupiah untuk membeli 1,5 liter BBM.


Berapa harganya serta seperti apa kekuatan baterainya?


Harganya sekitar 16,7 juta rupiah per unit. Dengan uang segitu kita bisa mendapatkan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB), surat tanda nomor kendaraan (STNK), jeket serta satu helm.


Baterai di motor listrik bisa bertahan hingga 4 tahun. Hal itu terjadi bila dilakukan pengisian setiap hari.


Apa yang dilakukan Kementerian ESDM untuk mendorong penggunaan motor listrik?


Kami minta PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) untuk memperbanyak titik stasiun pengisian listrik atau Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU).

Hal ini untuk mempermudah pengendara mengisi listriknya, sehingga pengendara tidak cemas bila listriknya habis. SPLU juga diupayakan untuk tersedia di kantor-kantor pemerintah. Lama pengisian baterai sekitar 5-6 jam.


Lalu, bagaimana dengan regulasinya?


Pemerintah juga sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik Untuk Transportasi Jalan. Draft Perpres ini telah sampai ke Istana dan tinggal dibahas untuk selanjutnya diteken Presiden.


Pemerintah juga kemungkinan memberikan insentif ke pada produsen kendaraan listrik. Insentif dikhususkan bagi pembebasan pajak serta biaya balik nama.

Tentunya bila insentif keluar bisa menurunkan harga kendaraan sekitar 2 juta rupiah. Dengan itu, kendaraan listrik bisa bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak. erik sabini/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top