Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

MotoGP Terancam Krisis

Foto : WILLIAM WEST / AFP
A   A   A   Pengaturan Font

Pandemi virus korona juga akan berdampak terhadap pengembangan motor dari setiap tim kompetitor.

LONDON - Setelah pandemi virus korona memaksa musim balapan 2020 tertunda, MotoGP kini bergulat dengan waktu untuk menentukan nasib kejuaraan dunia tahun ini di tengah ancaman kerugian secara finansial.

Dorna, selaku promotor, telah membatalkan kelas premier di Qatar, di mana hanya Moto2 dan Moto3 yang berlaga di Sirkuit Losail awal bulan ini. Kemudian di tengah tekanan aturan pembatasan perjalanan, tiga seri berikutnya, yaitu Thailand, Texas dan Argentina harus ditunda.

Sedangkan tiga balapan selanjutnya yang digelar pada Mei, yakni Spanyol, Prancis dan Italia, masih dalam tanda tanya. Jika balapan tahun ini bisa digelar, entah mulai kapan, Dorna akan memundurkan akhir musim sebanyak dua pekan ke 29 November. Kemungkinan besar juga tak akan ada sesi jeda musim panas, yang berlangsung 13 Juli hingga 2 Agustus, karena Dorna akan memasukkan sejumlah balapan di periode tersebut mempertimbangkan batasan dari logistik, perbedaan waktu serta cuaca dan musim.

"Tujuan kami adalah menjaga kejuaraan ini dengan jumlah balapan semaksimal mungkin," kata CEO Dorna Carmelo Ezpeleta.

Kalender yang direvisi nantinya akan mendapati tujuh pekan yang padat untuk menggelar enam balapan secara beruntun dengan hanya waktu libur satu pekan di antaranya. "Secara fisik kami bisa melalui semuanya," kata pebalap Suzuki Joan Mir.

"Secara mental itu akan menjadi ujian bagi kita semua." Sementara itu bos tim satelit KTM, Tech3, Herve Poncharal, mengatakan setiap tim memerlukan balapan untuk mendapat keuntungan secara finansial. "Jika tak ada lagi Grand Prix, tak ada lagi pemasukan yang terkait dengan sponsor dan uang hadiah," kata Poncharal yang membawahi dua tim di MotoGP dan Moto3 itu.

Membalap di trek tanpa penonton juga bukan suatu solusi. "Balapan tertutup, secara ekonomi, tak memungkinkan. Kami memerlukan pemasukan." Sedangkan bos tim satelit Yamaha, SRT, Johan Stigefelt, memandang sisi positif jika jumlah balapan di kalender tahun ini berkurang.

"Dalam skenario itu, kami juga akan tak terlalu sering bepergian jadi biaya perjalanan akan berkurang dan sebagainya," kata dia. Pembatalan Grand Prix Qatar juga memunculkan masalah teknis.

Motor kompetitor diinspeksi pada Kamis sebelum seri pembuka tersebut lewat proses homologasi. Dan setelah itu tim, kecuali KTM dan Aprilia yang belum lama bergabung, tak bisa melakukan upgrade mesin mereka dan hanya diperbolehkan mengganti aero-body satu kali setiap pebalap.

Menyikapi itu MotoGP pada Senin menyatakan, "untuk alasan kesetaraan dan keadilan homologasi harus dilakukan secara remote dan digital sedini mungkin." Pandemi virus korona juga akan berdampak terhadap pengembangan motor dari setiap tim kompetitor untuk tahun 2021.

Balap Virtual Untuk mengisi kekosongan, MotoGP mempersiapkan ajang balapan virtual mengobati kerinduan para penggemar sekaligus mengisi kekosongan jadwal musim 2020 yang terdampak pandemi virus korona.

Sejumlah nama-nama besar seperti Marc Marquez, Maverick Vinales, Alex Rins hingga Fabio Quartararo akan kembali ke trek namun kali ini lewat video game MotoGP yang dimainkan secara online, demikian laman resmi MotoGP.

Sirkuit Mugello, Italia akan menjadi pemberhentian pertama di mana para pebalap akan menjalani sesi kualifikasi selama lima menit untuk menentukan posisi start. Balapan virtual itu akan digelar pada Minggu (29/3) mulai pukul 22.00 WIB dan disiarkan melalui sejumlah kanal resmi MotoGP di media sosial seperti YouTube, Twitter, Instagram dan Facebook. Ant/S-1

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top