Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Keamanan Papua

Moeldoko: Rusuh Papua Ulah Provokator

Foto : ANTARA/TOYIBAN

OLAH TKP I Petugas Polri melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembakaran kantor DPRD Provinsi Papua Barat di Manokwari, Papua Barat, Selasa (27/8).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko, menduga ada provokator di balik meninggalnya anggota TNI saat mengamankan aksi massa di Deiyai, Papua. Selain anggota TNI yang meninggal terkena panah, tiga anggota Polri mengalami luka-luka.

"Ya memang ada (provokasi). Jadi, yang sering saya katakan itu memang poros gerakan politiknya sedang masif," kata Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (28/8).

Mantan Panglima TNI ini menyebut provokasi diembuskan karena kelompok-kelompok politik dan bersenjata takut tidak ada lagi pengaruhnya di Papua setelah pemerintah banyak membangun di bumi Cenderawasih.

"Kemarin juga saya katakan bahwa ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua. Maka, kecemasan yang dihadapi mereka dia tak bisa lagi membohongi rakyat dan membohongi dunia luar," ucap Moeldoko.

Karena itu, Moeldoko minta aparat keamanan tidak perlu emosional dalam menghadapi kelompok bersenjata ini. Apalagi, sampai terpancing provokasi yang sengaja dibuat oleh kelompok bersenjata.

"Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol. Memang sengaja provokasi untuk itu. Tujuanya apa, agar kita melakukan tindakan. Apalagi TNI-Polri, itu sungguh sangat diharapkan. Ada korban baru (berita) digulirkan itu," tutur dia.

Moeldoko lalu mencontohkan korban dalam kasus ini sudah simpang siur. "Ini memang ada upaya masif membentuk opini di luar yang dilakukan dan konfirmasi kebenarannya masih belum jelas," tutup Moeldoko.

Sempat Negosiasi

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo, mengatakan bentrok di Deiyai, Papua, yang menewaskan seorang anggota TNI dipicu dari tuntutan penandatanganan referendum pada Bupati Deiyai oleh 150 pengunjuk rasa.

Sebanyak 150 peserta itu kemudian diajak bernegosiasi oleh aparat TNI/Polri. Namun, saat negosiasi berlangsung, bentrok pun pecah. "Muncul kurang lebih sekitar ribuan masyarakat dari berbagai macam penjuru dengan membawa senjata tajam dan panah, langsung melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan," ujar Dedi.

Sedangkan Kapolda Papua, Irjen Pol Rudolf Rodja, mengatakan dalam insiden kerusuhan yang terjadi di Deiyai tercatat tiga orang meninggal dunia. "Tidak benar laporan tentang enam warga sipil yang tewas dan terluka dalam insiden tersebut. Yang pasti, tiga orang meninggal dalam insiden tersebut, yakni dua warga sipil dan anggota TNI AD meninggal," katanya. Ant/fdl/AR-2

Penulis : Antara, Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top