Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Modric dan Terwujudnya Mimpi Anak Pengungsi

Foto : AFP/Oli SCARFF
A   A   A   Pengaturan Font

Selongsong bom di reruntuhan sebuah pondok terpencil memberikan kesaksian atas trauma yang dialami Luka Modric, jauh sebelum dia menjadi pahlawan bagi sepak bola Kroasia dan bintang Real Madrid.

Tersembunyi di tepi Gunung Velebit, dengan tetangga terdekat berjarak beberapa kilometer, pepohonan kini tumbuh di reruntuhan tanpa atap tempat Modric menghabiskan sebagian masa kecilnya. Modric lahir pada 1985, menghabiskan tahun-tahun awal di sana, di Desa Zaton Obrovacki hingga perang kemerdekaan Kroasia pada 1990-an pecah.

Kakeknya dibunuh oleh pasukan Serbia, rumahnya dibakar dan keluarganya melarikan diri ke kota pesisir Zadar, sekitar 40 kilometer jauhnya.

"Saya mendengar tentang seorang bocah hiperaktif yang terus bermain dengan sepak bola di koridor tempat pengungsi, bahkan tidur dengan bola," ujar Josip Bajlo, yang saat itu menjadi pelatih tim pertama di klub Divisi Pertama NK Zadar. Klub itulah tempat Modric mulai menunjukkan bakatnya untuk kemudian menjadi pemain yang brilian.

Begitu Bajlo melihat Modric bermain, dia segera mengontraknya untuk bergabung di sekolah sepak bola milik klub. Sejak itulah dia mulai berkembang. "Dia adalah idola bagi generasinya dan seorang pemimpin," ucap Bajlo.
Halaman Selanjutnya....

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top