Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 13 Sep 2017, 05:00 WIB

Model Bisnis Remitansi Dinilai Kurang Efisien

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai mekanisme pengiriman uang dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) kepada keluarganya saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti masih dilakukannya remitansi melalui perantara serta proses remitansi yang kurang efisien dan efektif.

Karenanya, bank sentral mendorong pengembangan model bisnis remitansi yang lebih efisien, efektif, mudah, dan terjangkau. Deputi Gubernur BI, Sugeng mengatakan model bisnis itu berupa kerja sama dengan pihak penyedia jasa untuk memfasilitasi remitansi, yaitu berupa transfer melalui telepon genggam ke telepon genggam, secara host to host, dari agen ke agen, transfer menggunakan Cash Deposit Machine, serta transfer dari kantor pos ke kantor pos.

"Untuk mendukung implementasi model bisnis tersebut, diperlukan regulasi agar TKI sebelum berangkat telah membuka rekening, dalam hal ini didorong berupa uang elektronik dan tabungan," kata Sugeng saat peluncuran Program Desmigratif 2017 di Jakarta, Senin (11/9). Bank sentral, jelasnya, telah berkoordinasi dengan OJK untuk kemudahan pembukaan rekening oleh perbankan.

Dalam pengembangan model bisnis tersebut, BI tidak hanya mendorong industri namun juga mengupayakan melalui diskusi dengan otoritas sistem pembayaran di negara lain serta menjajaki koridor bilateral remitansi antara Indonesia dengan negara pengirim. "Kami mendorong pengembangan remitansi bagi TKI sebagai bentuk dukungan terhadap Program Desa Migran Produktif (Desmigratif ) yang dilaksanakan Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia," kata Sugeng.

Program Desmigratif sangat penting dilakukan, antara lain mempertimbangkan besarnya kontribusi penghasilan TKI terhadap devisa Indonesia. Program Desmigratif dilakukan sebagai upaya penanganan desa kantong TKI secara terpadu, termasuk terkait aspek sosial seperti menjaga keutuhan keluarga TKI.

Dalam pelaksanaannya, terdapat empat pilar kegiatan utama, yaitu layanan migrasi, usaha produktif, community parenting dan Koperasi Desmigratif. Keempat pilar itu diharapkan mampu menjadi solusi atas kompleksitas tantangan yang dihadapi selama ini dalam pengembangan kapabilitas TKI dan keluarga. "Sebagai otoritas sistem pembayaran, Bank Indonesia siap mendukung Desmigratif melalui berbagai program, antara lain remitansi bagi TKI," kata Sugeng.

Ekosistem Tunai

Program lain yang didorong bank sentral dalam pengembangan Desmigratif adalah ekosistem nontunai di komunitas keluarga TKI. Untuk itu, tidak hanya TKI yang diharapkan telah memiliki rekening, namun juga keluarga TKI. "Dalam hal ini, Layanan Keuangan Digital (LKD) yang diinisiasi oleh BI telah memungkinkan masyarakat bertransaksi di agen LKD, dengan menggunakan uang elektronik," kata Sugeng.

bud/E-10

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Vitto Budi

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.