Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Nakamura Hideki, Presiden Direktur Bank Nusantara Parahyangan

Mitra Harus Jadi Prioritas

Foto : KORAN JAKARTA/Teguh Rahardjo
A   A   A   Pengaturan Font

Nakamura Hideki menekuni bisnis perbankan sudah 33 tahun, dan menjadi sejumlah pejabat bank yang berkantor di Indonesia sejak 16 tahun lalu.

Bank ini pada awalnya hanya sebuah bank pasar yang berdiri tahun 1972 dengan nama Bank Pasar Karya Parahyangan. Tujuh belas tahun kemudian meningkat menjadi bank umum, tepatnya tahun 1989, dengan nama PT Bank Nusantara Parahyangan (BNP). Kinerjanya terus meningkat sehingga memberanikan diri untuk menjadi perusahaan publik tahun 2000 dengan melemparkan saham di Bursa Efek Indonesia sehingga menyandang kode saham BBNP.

Rupanya, kinerja perusahaan ini mendapatkan perhatian dari kelompok usaha di Jepang, yang kemudian pada 2007 mengakuisisinya. Namun, meski sudah dimiliki mayoritas oleh perusahaan Jepang, nama Parahyangan masih tetap dipertahankan sampai saat ini. Salah satunya juga tetap mempertahankan kepemilikan saham dari pendiri bank tersebut yang merupakan asli orang Bandung.

Presiden Direktur BNP, Nakamura Hideki, mengungkapkan meski ada embel-embel Parahyangan, namun keberadaan BNP di tatar Pasundan masih belum membumi. "Namanya Parahyangan, artinya bank ini lahir di Parahyangan, di Bandung. Saat ini, saya harus memperkuat basis Bandung, yang selama ini terasa kurang fokus di Bandung. Kami juga tidak ingin mengubahnya, karena ini adalah nama sejarah, harus tetap dipertahankan," ujarnya dalam perbincangan belum lama ini di sebuah hotel di kawasan Jalan Dago, Kota Bandung.

Nakamura sendiri resmi menjadi Presiden Direktur BNP sejak 2 Juni 2017 atau baru beberapa bulan menakhodai bank ini. Namun, bukan berarti dia asing dengan bisnis perbankan di Indonesia. Sebab, dia menekuni bisnis perbankan sudah 33 tahun, dan menjadi sejumlah pejabat bank yang berkantor di Indonesia sejak 16 tahun lalu.

Waktu yang cukup lama ini membuatnya sudah sangat mudah berbahasa Indonesia. Bahkan, keakrabannya pun sudah seperti halnya orang Indonesia, sangat ramah. Nakamura belajar bahasa Indonesia di Universitas Osaka, Jepang, sekitar tahun 1990-an, tentu ikut membuatnya semakin mahir berbahasa Indonesia. Seperti saat menyanyikan lagu berjudul "Dia" yang dipopulerkan Anji.

Meski sesekali bahasanya terpeleset, Nakamura tetap percaya diri untuk terus bernyanyi sambil memetik gitar. "Saya suka musik Indonesia, lagu-lagunya enak didengar," katanya. Meski jabatannya sebagai Presdir, ia tak sungkan untuk berdiskusi dengan anak buahnya. Menurutnya, hal itu sangat penting untuk menjaga komunikasi dan keharmonisan dalam lingkungan kantor.

Menguatkan Jaringan

Pria yang lahir di Osaka, Jepang, 1964, mengakui bisnis perbankan saat ini masih lesu, hampir sama dengan kondisi dua tahun terakhir. Bukan hanya dialami oleh BNP, namun juga seluruh industri keuangan di Indonesia. Tahun ini pun tidak akan berbeda dengan tahun lalu, sehingga upaya yang akan dilakukannya adalah kembali menguatkan jaringan bisnis BNP di kota asalnya, yakni di Bandung. Tetapi tentunya tanpa melupakan cabang BNP di luar Jabar yang sudah dibangun sejak lama.

"Saya ingin lihat home base-nya. Apakah masih dicintai oleh warga Jabar atau tidak. Kalau tidak, kenapa? Lalu akan kita kuatkan lagi," tegasnya.

Dia berharap, setiap orang di Jawa Barat (Jabar), khususnya Bandung, mengetahui keberadaan BNP dan keistimewaannya dibandingkan dengan produk bank lain. Inilah yang menjadi targetnya selama dipercaya menjadi pemimpin BNP.

Menurutnya, BNP tidak hanya menjadi bank untuk meminjam atau menyimpan uang, namun harus menjadi mitra. Dalam arti, siapa pun boleh berkonsultasi tentang perencanaan keuangan atau pengembangan usahanya, tanpa perlu terpaksa meminjam di BNP. "Kami akan menerima konsultasi bisnis, bahkan sampai pajak. Mitra harus menjadi prioritas. Sebab dengan kedekatan yang terjalin maka nasabah akan semakin loyal dan bertambah," tegasnya.

Bahkan dalam waktu dekat, Nakamura berencana untuk membuat komunitas atau kartu nasabah yang nantinya akan ada benefit didapat oleh pemegang kartu, khususnya kalangan nasabah UMKM. Sebab, BNP yang awalnya berupa bank pasar, masih tetap kuat di nasabah mikro.

Tercatat, nasabah UMKM di BNP saat ini mencapai sekitar 59 persen dari total debitur. Aset perusahaan saat ini mencapai 6,4 triliun. Memang masih kecil dibandingkan dengan bank umum lainnya. Namun, Nakamura optimistis ke depannya aset BNP akan tumbuh dari Bandung. "Kuncinya adalah face to face dengan nasabah, menjalin kedekatan dan kepercayaan. Sama-sama saling membutuhkan. Dengan cara ini, pinjaman tentu dapat lancar dibayar," tuturnya.

Kembali ke Bandung juga menjadi opsi yang harus didukung oleh semua direksi BNP. Bandung adalah kue yang masih terbuka lebar untuk BNP, apalagi kedekatan sejarah tentunya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat Bandung. "Bandung lebih dekat, lebih mudah memantau nasabah," salah satu alasan yang dikatakan Nakamura.

Dia juga menyatakan terbuka untuk bekerja sama dengan dunia pendidikan dan pemerintah daerah dalam pengembangan perekonomian daerah. "Jika BNP sudah di hati masyarakat, pasti akan mudah untuk saling bekerja sama. Ini adalah proses," ujarnya. teguh raharjo/AR-2

BIODATA

Nama: Nakamura Hideki

Tempat/Tanggal Lahir: Osaka, Jepang, 1964

Pendidikan:

Sarjana Bahasa dan Kebudayaan Indonesia di Osaka University of
Foreign Studies, Jepang, 1987.

Karier:
Desember 2016-2017 : Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, Global
Planning Division Intelligence and Research Office, Tokyo.
November 2014-September 2016: Presiden Direktur PT BTMU BRI
Finance.
September 2011-Oktober 2014: General Manager & Country
Advisor Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd.

.

Komentar

Komentar
()

Top