Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Misi Pembuatan Bom Siluman Baru Rusia yang Bisa Hancurkan Stasiun Radar hingga Pos Komando Lawan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Perlu diketahui, bom udara Drel yang ada dalam daftar persenjataan Rusia saat ini adalah PBK-500U Drel. Mulai bertugas tahun 2018 lalu, bom seberat 540 kg ini mempunyai jarak tembak maksimum hingga 50 km dengan jarak efektif antara 30-50 km.

Tak hanya membuat bom untuk menyerang, salah satu perusahan teknologi Rusia juga telah mengembangkan counter-munition, amunisi yang ditembakkan untuk memberikan tirai perlindungan dari serangan senjata presisi berpemandu.

"Central Research Institute of Precision Machine-Building (TsNIITochMash, bagian dari perusahaan teknologi negara Rusia) telah mengembangkan amunisi baru untuk meningkatkan ketahanan lapis baja di medan perang dan melindunginya dari senjata presisi," terang kantor pers Rostec.

"Counter-munition baru telah dikembangkan dalam kaliber 76mm dan berat 2,8 kg. Saat muncul ancaman, amunisi balasan ditembakkan ke arah yang berbahaya untuk menciptakan tirai aerosol dan gangguan sekam yang 'membutakan' musuh. sistem panduan senjata presisi," lanjut kantor Pers.

"Item itu akan diluncurkan di pameran senjata Angkatan Darat-2021 dan uji coba negaranya akan selesai tahun ini," kata Rotec Armament Cluster.

"Mencatat bahwa amunisi terbaru akan diminati di pasar ekspor," tambah kantor pers.

Membandingkan dengan amunisi generasi sebelumnya, kepadatan tirai gabungan dalam proyektil baru telah ditingkatkan sebesar 50% yang memungkinkan untuk menekan amunisi dengan panduan laser, optik, termal, dan radar.

TsNIITochMash telah mengembangkan beberapa generasi sistem perlindungan terhadap senjata presisi. Secara khusus, perusahaan telah menciptakan sarana perlindungan untuk kendaraan pengintai 'Argus' PRP-4A, sistem roket peluncuran ganda Uragan-1M dan kendaraan tempur lainnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Zulfikar Ali Husen

Komentar

Komentar
()

Top