Misi Juventus Menyelamatkan Diri

MILAN - Juventus menatap tereliminasi lebih awal dari Liga Champions saat perjalanan ke kandang Benfica, Rabu (26/10) dini hari WIB. Klub Serie A Italia itu paham mengetahui nasib tidak lagi di tangan mereka. Tiga bulan pembuka musim yang membawa bencana telah membuat Juve tertinggal jauh di Serie A.

Klub asal Turin itu hampir pasti akan tersingkir secara memalukan dari kompetisi klub papan atas Eropa. Juventus memiliki tiga poin setelah empat pertandingan di Grup H. Tim asuhan Massimiliano Allegri itu terpaut lima poin dari Benfica dan pemimpin Grup H, Paris Saint-Germain. Karena itulah "Si Nyonya Tua" harus memenangkan kedua pertandingan terakhir untuk memiliki peluang melaju ke babak 16 besar.

Tetapi, jika mereka berhasil menang pertama di Lisbon pun, kemudian mengalahkan PSG di Turin pekan depan, Juventus kemungkinan masih tidak lolos jika keduanya (Benfica dan PSG) memenangkan pertandingan lainnya melawan Maccabi Haifa. Dengan asumsi Juventus memenangkan kedua laga terakhir, mereka berharap Maccabi Haifa bisa menang atau seri melawan salah satu, PSG atau Benfica.

Kemenangan Maccabi salah satu pertandingan tersisa akan membuat Juve memiliki sembilan poin sama dengan salah satu dari Benfica dan PSG. Juventus masih berpeluang lolos jika unggul head-to-head. Namun, jika Maccabi bermain imbang di kedua pertandingan terakhir dan Juve memenangkan dua pertandingan, tiga tim akan finis dengan sembilan poin. Klub raksasa itu akan benar-benar mengambil posisi teratas dalam catatan head-to-head.

Dirundung Masalah

Namun, perhitungan seperti itu akan jauh dari pikiran Allegri sebelum tim asuhannya turun ke lapangan di Estadio da Luz. Pelatih asal Italia itu mendapat kecaman selama berpekan-pekan. Kemenangan mudah 4-0 atas Empoli, Jumat lalu, tidak berpengaruh apa pun untuk menenangkan para pengkritik.

Sejumlah besar pendukung Juventus bosan dengan apa yang mereka lihat sebagai sepak bola kolot yang tidak lagi mendapat hasil diinginkan.

Allegri mengatakan usai laga kontra Empoli, "Kami akhirnya terlihat seperti sebuah tim." Dia sebenarnya bukan satu-satunya target kemarahan penggemar. Ketua klub Juventus Andrea Agnelli akhirnya juga dilihat sebagai biang kegagalan Juventus bermain dan meraih hasil bagus musim ini.

Bulan lalu Juve mencatat rekor kerugian 254,3 juta euro. Catatan buruk itu menjadi tahun kelima berturut-turut mereka berada di zona merah. Para fans berat memasang spanduk di luar Stadion Allianz klub menuntut Agnelli pergi. Juventus kini berada dalam kondisi sulit yang makin memburuk.

Itu sangat bertolak belakang dan sulit diterima karena mereka belum lama ini terlihat di ambang menjadi kekuatan besar sepak bola Eropa. Lawatan ke Portugal akan menjadi misi menyelamatkan diri yang sangat sulit bagi Juventus. Tuan rumah jelas difavoritkan meraih kemenangan.

Benfica tidak terkalahkan di semua kompetisi musim ini. Mereka memenangkan 13 pertandingan pertama di Liga Primeira Portugal dan level Eropa. Meskipun mencatatkan hasil seri tiga kali dari lima pertandingan terakhir, dua dari kebuntuan itu saat melawan PSG dan terjadi setelah penampilan yang patut dipuji.

Tim asuhan Roger Schmidt unggul enam poin di puncak klasemen Liga Portugal usai mengalahkan Porto Jumat pekan lalu. Mereka secara realistis hanya membutuhkan satu poin saat melawan Juventus untuk memastikan lolos ke babak sistem gugur Liga Champions karena PSG berpeluang besar mengalahkan Maccabi di Parc de Princes.

Liga Europa terlihat sebagai tujuan yang paling mungkin bagi Juventus. Pertanyaan sekarang apa yang dapat dilakukan dalam musim yang telah berubah menjadi buruk. ben/AFP/G-1