Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Misi Berburu Momentum

Foto : AFP/MARCO BERTORELLO
A   A   A   Pengaturan Font

MILAN - Juara Serie A Italia, Juventus, dan penantang abadi Napoli memperbaharui rivalitas mereka saat keduanya bertemu di Turin, Sabtu (29/9). Jelang laga itu keduanya sekali lagi mendapati diri mereka menduduki dua tempat teratas di klasemen Serie A.

Meskipun hanya merupakan pertandingan ketujuh musim ini bagi kedua tim, laga di Alianz Stadium kemungkinan akan menjadi momen penting dalam perburuan gelar. Laga itu bakal berpengaruh pada upaya Napoli untuk mengakhiri dominasi klub asal Turin yang telah merebut tujuh scudetto berturut-turut.

Tuan rumah Juventus, yang telah memperkuat tim mereka dengan merekrut peraih lima kali penghargaan Pemain Terbaik Dunia, Cristiano Ronaldo, telah memenangkan enam pertandingan liga pembuka mereka. Juventus juga tengah berada dalam performa yang tak bisa dipandang sebelah mata.

Di sisi lain, Napoli, pada musim pertama mereka di bawah Carlo Ancelotti, telah memenangkan lima dari enam laga dan meraih sekali hasil imbang. Mereka akan sekali lagi berupaya merebut kesempatan terbaik untuk mengakhiri dominasi Juve.

Kenangan dari pertemuan terakhir kedua tim di bulan Mei masih segar. Saat itu Napoli meraih kemenangan 1-0 di Turin untuk membuka kembali perburuan gelar musim lalu. Kemenangan itu memicu perayaan liar di Naples, dengan sekitar 10.000 pendukung berkumpul di bandara kota untuk menyambut kembalinya tim. Tetapi itu terbukti prematur dan Juventus lah yang kemudian mengangkat trofi. Situasi itu mendorong komentar tajam dari bek Giorgio Chiellini.

"Seseorang berbicara terlalu banyak dan terlalu cepat merayakannya," ujar Chiellini menyindir para pemain Napoli. "Dalam hidup, anda menginginkan rasa hormat. Dan ketika Anda tidak menunjukkan rasa hormat, Anda membayar konsekuensinya," sambungnya.

"Kami diam ketika harus membayar untuk kekalahan itu dan sekarang kami bisa menikmati momen kemenangan dengan sepatutnya. Jangan pernah menyakiti harga diri kami - itu selalu memberi kami energi," tandasnya.

Napoli finis sebagai runner-up dua kali dalam tiga musim terakhir di bawah Maurizio Sarri. Sebagian besar kritikus setuju tim asuhan Sarri, dengan sepak bola menyerag, adalah tim yang paling menghibur di Serie A. Tapi gaya permainan itu juga menuntut fisik yang prima, terutama karena dia enggan untuk merotasi pemain dan mereka sering tampak seperti kehabisan bahan bakar.

Ancelotti telah mewarisi tim asuhan Sarri dan dia mulai untuk mengotak-atik, membuat sembilan rotasi pada starting line-up untuk pertandingan hari Rabu melawan Parma yang mereka menangkan 3-0. "Kami bertemu Napoli di saat terburuk bagi kami," ujar pelatih Parma Roberto D'Aversa.

Jelang laga penting kontra Napoli itu, kabar bagus terkait Ronaldo bakal menjadi motivasi bagi Juventus. Pemain bintang itu bisa tampil menghadapi mantan klubnya Manchester United di Liga Champions bulan depan. Hal itu setelah UEFA hanya menjatuhinya sanksi larangan satu pertandingan.

Ronaldo diusir pada paruh pertama kemenangan Juve 2-0 di kandang Valencia pekan lalu setelah bentrok dengan Jeison Murillo. Dia berpotensi dijatuhi larangan tiga laga. Tapi pemain berusia 33 tahun itu hanya akan absen pada pertandingan timnya di kandang sendiri melawan juara Swiss Young Boys pekan depan.

Juve kemudian menghadapi tim asuhan Jose Mourinho, MU di Old Trafford pada Selasa, 23 Oktober, sebelum menjamu klub asal Inggris di Turin 7 November di penyisihan Grup H. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top