Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Realisasi Investasi - Penanaman Modal pada Triwulan IV-2020 Tumbuh 3,1 secara Yoy

Minat Investor Asing Meningkat

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah harus segera menyelesaikan berbagai masalah penghambat investor dalam merealisasikan investasinya.

JAKARTA - Investasi yang masuk ke Indonesia mulai membaik pada akhir 2020 meskipun di tengah pandemi Covid-19 sehingga mendorong optimisme untuk tahun ini. Karena itu, pemerintah perlu segera mendorong realisasi komitmen investasi dari sejumlah perusahaan asing.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada triwulan IV-2020 mencapai 214,7 triliun rupiah, tumbuh 3,1 persen dibandingkan periode sama pada 2019 (yoy) dan meningkat 2,7 persen dari triwulan sebelumnya (mtm). Sebagai rinciannya, penanaman modal asing (PMA) sebesar 111,1 triliun rupiah atau setara 51,7 persen dari total investasi, sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar 103,6 triliun rupiah atau setara 48,3 persen.

Realisasi tersebut dibarengi dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 294.780 orang. "Yang menarik, antara PMA-PMDN pada triwulan IV ini, PMA lebih tinggi dari PMDN," kata Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, dalam konferensi pers virtual, Senin (25/1).

Berdasarkan data BKPM, capaian PMA pada triwulan IV-2020 tumbuh 5,5 persen (yoy), sedangkan PMDN hanya tumbuh 0,7 persen secara yoy. Menurut Bahlil, kenaikan PMA didorong salah satunya oleh optimisme investor asing karena dua hal, yakni program vaksinasi Covid-19 dan pengesahan UU Cipta Kerja.

Secara rinci, BKPM mencatat sebaran lima sektor realisasi investasi teratas yakni transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; perumahan, kawasan industri dan perumahan; dan konstruksi.

Sementara itu, Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah menempati daerah tujuan utama realisasi investasi triwulan IV 2020. Lima negara asal investasi yaitu Singapura, Tiongkok, Hong Kong, Korea Selatan, dan Jepang. Berdasarkan wilayah, investasi di luar Jawa pada triwulan IV 2020 meningkat menjadi 52,8 persen dengan capaian 113,4 triliun rupiah, lebih tinggi dari capaian di Jawa yang sebesar 101,3 triliun rupiah atau 47,2 persen.

Secara akumulasi, realisasi investasi Januari-Desember 2020 mencapai 826,3 triliun rupiah, melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 817,2 triliun rupiah. Total realisasi investasi itu terdiri atas PMA sebesar 412,8 triliun rupiah atau mencapai 49,9 persen dari total realisasi investasi. Sementara sisanya berasal dari PMDN sebesar 413,5 triliun rupiah atau sebesar 50,1 persen.

Atasi Hambatan

Sementara itu, ekonom senior, Enny Sri Hartati, menilai komitmen investasi dari perusahaan-perusahaan asing yang sudah didapatkan oleh pemerintah Indonesia perlu segera didorong untuk terealisasi. Hal itu guna membantu memacu pemulihan ekonomi domestik.

Menurut Enny, pemerintah harus segera menyelesaikan berbagai masalah penghambat investor dalam merealisasikan investasinya. Pasalnya, ketika investor sudah menyatakan komitmen investasi, artinya mereka memang sudah berniat berinvestasi di Indonesia.

"Investasi ini sifatnya principal, sehingga yang menawarkan efisiensi itu yang akan dipilih. Misalnya Vietnam yang menawarkan efisiensi investasi di bidang otomotif, sehingga pabrikan otomotif banyak membuat pabrik di sana," ujar Enny melalui keterangan di Jakarta, kemarin.

Seharusnya, lanjut Enny, hal-hal seperti itu menjadi panduan bagi pemerintah dalam memberikan fasilitas investasi, tergantung pada sektornya. Dia menilai insentif saja belum menjadi daya tarik. Untuk insentif penerima PPh Badan misalnya, beberapa negara dengan PPh Badan yang lebih tinggi dari Indonesia tetap menarik bagi investor. Oleh karena itu dibutuhkan pemetaan tingkat efektivitas dari sebuah kebijakan.

Enny menuturkan pemetaan tersebut bertujuan untuk mengetahui apa yang sebenarnya dibutuhkan investor dan apa yang menjadi daya tarik bagi mereka. Dengan demikian, pemerintah tidak membuang-buang insentif yang tidak tepat sasaran.

mad/Ant/E-10


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top