Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pasar Modal

Minat Investasi Generasi Muda Perlu Dipacu

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah perlu mendorong generasi Z dan milenial berinvestasi di pasar modal guna mempersiapkan masa pensiun mereka. Pasar modal, termasuk pasar modal syariah, dinilai memberikan keuntungan yang lebih banyak dalam persiapan generasi muda soal dana pensiun mereka.

"Pasar modal perlu didorong oleh pemerintah untuk mempersiapkan anak-anak muda memiliki dana pensiun," kata Kepala Program Ekonomi Syariah Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Fauziah Rizki Yuniarti dalam Diskusi Catatan Awal Tahun: Visi Capres dan Evaluasi Ekonomi Syariah di Indonesia yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (12/1).

Menurut dia, produk keuangan konvensional di perbankan, seperti deposito, belum memadai untuk memenuhi kebutuhan masa pensiun mereka. Pasalnya, return pada produk tersebut kerap terpengaruh oleh inflasi maupun tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI-rate.

"Kalau taruh di pasar modal, itu salah satu cara investasi terbaik untuk pensiun, karena return-nya tinggi," ujar dia.

Fauziah mengamini investasi di pasar modal bersifat high risk high return. Kendati begitu, dia menilai berinvestasi di pasar modal masih menjadi pilihan yang lebih baik selama risikonya terukur dan terkelola.

"Mungkin kalau umur 40-60 tahun sudah telat untuk masuk pasar modal sekarang, karena investasi di pasar modal itu sifatnya jangka panjang. Tapi, kalau untuk gen Z dan milenial, kita perlu dorong untuk masuk ke pasar modal," tutur dia.

Dorong "Endorse"

Di samping itu, Fauziah juga menyarankan pemerintah untuk mendorong endorse pasar modal syariah oleh generasi Z dan milenial. Sebab, kedua generasi tersebut yang banyak menggunakan produk-produk sukuk yang diterbitkan oleh pemerintah.

Dia berharap pemerintah, termasuk pada masa kepimpinan calon presiden mendatang, bisa memberikan perhatian lebih untuk mendorong pasar modal, baik pasar modal secara umum maupun syariah.

Seperti diketahui, Data PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan jumlah investor pasar modal Indonesia tembus 12,16 juta orang pada 2023. Angka ini naik 18 persen atau 1,85 juta orang dari 2022 yang sebesar 10,31 juta investor. Bahkan, capaian 2023 meningkat 11 kali sejak 2017. Adapun investor aktif tahunannya mencapai 1,43 juta orang pada 2023.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) OJK pada 2022 menunjukkan tingkat literasi keuangan pasar modal Indonesia hanya sebesar 4 persen, sementar tingkat penetrasi produk pasar modal Indonesia atau inklusi baru mencapai 5,19 persen.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top