Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sengketa Teritorial I Heli AL Tiongkok Buntuti Pesawat Pesawat Filipina di Scarborough Shoal

Militer Filipina Dukung Penempatan Permanen Misil AS

Foto : AFP/Ted ALJIBE

Dukung Penempatan Permanen l ­Panglima militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner (kiri) saat berbincang dengan tentara AS di depan sebuah Sistem Artileri Roket Mobilitas Tinggi  (HIMARS) yang dipajang pada ajang Asian Defense and Security Exhibition di Manila pada Rabu (25/9). Dalam pernyataannya di ajang itu, Jenderal Brawner menegaskan bahwa militer Filipina menginginkan agar ingin sistem misil Typhon milik AS tetap berada di Filipina selamanya.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Panglima militer Filipina, Jenderal Romeo Brawner, pada Rabu (25/9) menyatakan dukungan penempatan permanen sistem misil Amerika Serikat (AS) di negaranya, setelah Tiongkok memperingatkan bahwa penempatan senjata itu akan mengganggu stabilitas kawasan.

Angkatan Darat AS mengatakan pada April lalu bahwa mereka telah mengerahkan sistem misil jarak menengah Typhon di Filipina utara untuk digunakan dalam latihan militer gabungan tahunan, tetapi tidak menariknya setelah latihan perang itu usai.

Sebelumnya pada pekan lalu, AS menyatakabn tidak memiliki rencana segera untuk menarik keluar sistem misil miliknya yang dapat dilengkapi dengan misil jelajah yang mampu menyerang target di Tiongkok.

Antara Filipina dan AS terikat oleh pakta pertahanan bersama. Kehadiran sistem misil AS di tanah Filipina telah membuat Beijing berang dan pasukannya telah terlibat dalam eskalasi konfrontasi dalam beberapa bulan terakhir dengan Filipina atas sengketa terumbu karang dan perairan di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

"Saya ingin Typhon tetap berada di Filipina selamanya," kata Jenderal Brawner kepada wartawan di sela-sela pameran pertahanan di Manila.

"Jika saya diberi pilihan, saya ingin Typhon tetap berada di Filipina selamanya karena kami membutuhkannya untuk pertahanan kami," imbuh dia.

Sebelumnya pada Juni lalu Menteri Pertahanan Tiongkok, Dong Jun, memperingatkan bahwa pengerahan Typhon tersebut sangat merusak keamanan dan stabilitas regional dan Beijing menuduh bahwa Washington DC telah memicu perlombaan senjata.

Menteri Pertahanan Filipina, Gilberto Teodoro, yang berbicara kepada wartawan di acara yang sama dengan Brawner, tidak membenarkan atau membantah bahwa sistem misil Typhon akan tetap dipertahankan.

"Mereka (Tiongkok) menggunakan cara psikologi terbalik untuk menghalangi kita membangun kemampuan pertahanan kita," kata Menhan Teodoro, mendesak Beijing untuk berhenti mencampuri urusan Filipina. "Mereka seharusnya bisa menjadi contoh. Hancurkan persenjataan nuklir mereka, hilangkan kemampuan balistik mereka, hancurkan Mischief Reef dan pulau-pulau buatan lainnya yang mereka buat," kata Teodoro, mengacu pada pulau-pulau buatan yang dibangun Beijing di atas terumbu karang LTS yang disengketakan. "Jangan melempar batu jika Anda tinggal di rumah kaca," tegas dia.

Beijing saat ini mengklaim hampir seluruh perairan LTS, mengesampingkan klaim dari beberapa negara Asia tenggara termasuk Filipina dan keputusan internasional yang menyatakan bahwa klaimnya itu tidak memiliki dasar hukum.

Terkait memanasnya hubungan antara Manila dan Beijing, Presiden Joe Biden dan banyak pejabat tinggi AS lainnya secara konsisten menyatakan komitmen kuat Washington DC untuk membela Filipina.

Buntuti Patroli

Sementara itu perkembangan terbaru dari sengketa LTS pada Rabu dilaporkan bahwa pesawat biro perikanan Filipina telah dibuntuti dan didekati oleh helikopter Angkatan Laut Tiongkok saat berpatroli di dekat Scarborough Shoal yang disengketakan.

Dewan Keamanan Nasional Filipina (NSC) mengatakan insiden itu terjadi pada Senin (23/9) lalu dan pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Manila belum berkomentar terkait laporan tersebut.

Peristiwa ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian konfrontasi udara dan laut antara kedua negara yang berselisih di wilayah yang disengketakan di LTS, termasuk Scarborough Shoal, salah satu fitur yang paling disengketakan di Asia, yang telah diduduki oleh Penjaga Pantai Tiongkok selama lebih dari satu dekade. "Tindakan Tiongkok melanggar peraturan keselamatan udara," kata NSC dalam sebuah pernyataan.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Filipina pada Rabu juga meminta Tiongkok untuk menarik kapal dari zona ekonomi eksklusif (ZEE) Filipina dan menuduh Beijing mencoba mencampuri aktivitas pertahanannya, termasuk terkait penempatan sistem misil jarak menengah AS untuk pelatihan.AFP/ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top