Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Krisis Venezuela I Pengunjuk Rasa Minta Bantuan Kemanusiaan Diperbolehkan Masuk

Militer Dibujuk Lawan Maduro

Foto : AFP/JUAN BARRETO

Demo Anti-Maduro l Demonstran oposisi Venezuela melakukan aksi turun ke jalan untuk menentang Presiden Nicolas Maduro di lokasi dekat Parque Cristal, Caracas, Rabu (30/1). Dalam tuntutannya, massa oposisi itu meminta agar militer melawan kekuasaan Presiden Maduro.

A   A   A   Pengaturan Font

Oposisi pimpinan presiden sementara Venezuela, Juan Guaido, menggelar aksi demo yang menuntut agar militer tak mendukung Presiden Nicolas Maduro dan berpihak pada mereka.

CARACAS - Ribuan demonstran pendukung oposisi yang dipimpin presiden sementara Venezuela, Juan Guaido, dalam aksi unjuk rasa di jalan-jalan utama Ibu Kota Caracas dan sejumlah kota lain pada Rabu (30/1) menyerukan agar Angkatan Bersenjata meninggalkan Presiden Nicolas Maduro. Pengunjuk rasa pun meminta agar bantuan kemanusiaan diperbolehkan masuk ke negara mereka yang kacau balau setelah dilanda dilanda krisis.

Dalam aksi demonstrasi itu, warga Venezuela yang mendukung oposisi pun meneriakkan "Angkatan Bersenjata pulihkan martabat kalian", "Maduro perampas kekuasaan", "Guaido presiden kami", dan "Tolak kediktatoran".

"Jangan tembaki warga yang membuat tuntutan juga untuk keluarga kalian," kata Guaido saat menyampaikan pesan pada militer ketika berpidato di sebuah perguruan tinggi di Caracas.

Dalam opini yang ditulis Guaido untuk harian New York Times edisi Rabu, ia menulis bahwa dukungan militer adalah kunci untuk menggulingkan Maduro dan ia menyatakan bahwa pertemuan-pertemuan rahasia telah digelar dengan sejumlah anggota militer.

"Penarikan dukungan militer terhadap Maduro amat penting agar bisa dilakukan perubahan dalam pemerintahan dan mayoritas personel militer sepakat bahwa kesulitan yang dialami negara kami tak boleh dibiarkan berlarut-larut," imbuh Guaido, 35 tahun.

Guaido adalah ketua oposisi yang juga menjabat sebagai ketua Dewan Nasional Venezuela. Pekan lalu, ia mendeklarasikan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela dan menuntut agar Maduro, 56 tahun, mundur dari jabatannya agar ia bisa membentuk pemerintahan transisi dan menggelar lagi pemilihan presiden yang baru.

Guaido saat ini telah mendapat dukungan dari Amerika Serikat (AS) dan sejumlah negara di Amerika Latin. Enam negara anggota Uni Eropa (UE) pun telah mengeluarkan ultimatum agar Maduro untuk menggelar pilpres pada Minggu (3/2), dan jika tidak maka mereka akan mengakui Guaido sebagai pemimpin Venezuela.

Demonstrasi Lanjutan

Krisis politik di Venezuela terjadi setelah kian memuncaknya ketidakpuasan massa yang tak menerima terjadinya keruntuhan perekonomian yang ditandai hiperinflasi dan kekurangan yang amat akut terhadap pasokan kebutuhan, padahal Venezuela adalah negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Krisis ekonomi telah menyebabkan jutaan rakyat Venezuela hidup dalam kemiskinan dan sebanyak 2,3 warga negaranya kabur ke luar negeri.

Aksi protes selama dua jam yang digelar pada Rabu, memang bertujuan untuk meminta agar militer berpihak pada rakyat Venezuela. Pada aksi demo antipemerintah pekan lalu disertai pertumpahan darah karena menyebabkan lebih dari 40 orang tewas dan 850 orang lainnya luka-luka.

Pada Sabtu (2/2) esok, oposisi diagendakan akan melakukan aksi demonstrasi lanjutan dan aksi mereka akan dibarengi oleh aksi tandingan dari massa yang pro terhadap Maduro. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top