Milan Termotivasi Usai Juara Supercoppa
berselebrasi I Striker AC Milan, Tammy Abraham berselebrasi bersama Alvaro Morata pada pertandingan final Piala Super Italia antara Inter Milan versus AC Milan di Taman Al-Awwal, Riyadh, Senin (6/1).
Foto: AFP/ Fayez NURELDINEMILAN - Sergio Conceicao telah mengembalikan semangat positif ke AC Milan. Saat tim yang tujuh kali menjuarai Liga Champions itu menjamu Cagliari, Sabtu (11/1), masih dalam euforia setelah kemenangan dramatis di Supercoppa Italia atas rival sekota sekaligus juara bertahan Serie A, Inter Milan.
Sebenarnya musim ini tidak berjalan baik bagi Milan. Penampilan dan hasil yang tidak konsisten memicu kemarahan penggemar, yang mendesak pemilik klub asal Amerika, RedBird, menjual tim itu. Situasi ini membuat Milan, salah satu raksasa sepak bola Italia, tertinggal jauh dalam persaingan gelar juara.
Namun, kedatangan Conceicao telah membawa perubahan besar. Dia menggantikan sesama pelatih asal Portugal, Paulo Fonseca, tepat sebelum Milan bertolak ke Arab Saudi. Dalam waktu singkat, Conceicao memimpin tim asuhannya meraih dua kemenangan impresif melawan Juventus dan Inter, sekaligus menghidupkan kembali optimistis di klub.
Pada laga final Supercoppa awal pekan ini di Riyadh, Milan tertinggal dua gol hanya semenit setelah babak kedua dimulai. Sebagian besar tidak menduga mereka mampu bangkit melawan Inter, tim juara bertahan Serie A Italia.
Namun, Milan menunjukkan keberanian luar biasa yang jarang terlihat musim ini dengan merebut kemenangan di menit-menit akhir perpanjangan waktu. Momen ini mengingatkan pada debut Conceicao sebagai pemain di Italia tahun 1998. Saat itu ia mencetak gol penentu kemenangan Supercoppa untuk Lazio.
Video Conceicao berjoget sambil mengisap cerutu besar sebagai bentuk perayaan pun segera viral di media sosial. Para penggemar Milan membagikan video tersebut di berbagai grup obrolan, merayakan kemenangan tak terduga ini dan sekaligus mengejek Interisti (pendukung Inter Milan), yang telah mendominasi Milan dalam beberapa musim terakhir.
“Begitu kami tiba di ruang ganti, para pemain meminta saya berjoget dan merokok cerutu karena mereka tahu itu ritual saya setiap kali memenangkan trofi,” ujar Conceicao.
Conceicao, yang dikenal karismatik dan penuh semangat, adalah sosok yang sesuai dengan harapan para penggemar. Di bursa transfer musim panas lalu, mereka meminta Antonio Conte, pelatih Napoli saat ini, untuk mengisi posisi pelatih. Kini, Conceicao yang berusia 50 tahun menghadapi tugas besar, membawa Milan kembali ke zona Liga Champions.
Saat ini, Milan berada di peringkat kedelapan, tertinggal delapan poin dari Lazio di posisi keempat. Lazio, yang akan menjamu Como akhir pekan ini, berharap bangkit usai kekalahan dalam derby Roma. Milan sendiri masih memiliki dua pertandingan lebih sedikit dibandingkan Lazio.
Salah satu laga tunda Milan adalah melawan Como pada (14/1) Selasa mendatang. Laga ini dijadwalkan ulang karena partisipasi Milan, Inter, Juventus, dan Atalanta di Supercoppa.
Conceicao akan mengamati apakah performa luar biasa Rafael Leao dan Theo Hernandez melawan Inter menjadi awal konsistensi bagi kedua pemain, yang sebelumnya sering berselisih dengan Fonseca.
- Baca Juga: Real Madrid Hadapi Barcelona di Laga Final
- Baca Juga: 14 Klub Siap Gelar Pertandingan Kandang IBL 2025
“Setelah kemenangan seperti ini, para pemain bisa kehilangan motivasi dan menjadi puas diri. Itu tidak boleh terjadi. Kami harus terus menunjukkan mentalitas juara. Milan tidak pantas berada di posisi ketujuh atau kedelapan,” ujar Conceicao. ben/AFP/I-1
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 4 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya
- 5 Basarnas evakuasi jenazah diduga WNA di tebing Uluwatu