Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Migrasi Orang Arya untuk Mencari Penghidupan yang Lebih Baik

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Ketika reruntuhan kota Harappa ditemukan oleh penjelajah Charles Masson (nama samaran dari tentara Inggris dan sarjana James Lewis yang hidup 1800-1853 M) pada 1829 M, tidak ada yang tahu peradaban ini pernah ada. Ia kemudian menerapkan teori rasial yang telah berkembang, para sarjana Barat menyimpulkan bahwa telah terjadi invasi Arya besar-besaran yang menghancurkan kota-kota dan mendorong orang-orang yang selamat ke selatan.

Tidak ada yang diketahui tentang Peradaban Lembah Indus ketika Sir William Jones menerbitkan teori bahasa Proto-Indo-Eropa pada 1786 M. Hal ini kemudian dikaitkan dengan karya beberapa orang lain, terkait dengan ras berkulit terang.

Dengan cara yang sama kemudian para arkeolog dan cendekiawan Barat akan mengklaim bahwa orang Mesir adalah Kaukasia dan bahwa Maya dari Mesoamerika, entah bagaimana, adalah koloni Mesir. Jenis rasisme sistemik yang mengarah pada kesimpulan ini tidak dapat dilacak ke satu individu.

Tetapi asosiasi Arya sebagai supremasi kulit putih dapat ditemukan dalam tulisan Joseph Arthur de Gobineau. Ia adalah calon sarjana dan penulis fiksi dari keluarga aristokrat Prancis yang, meskipun dirinya sendiri miskin dan terus-menerus berjuang untuk mencari nafkah, masih menganggap dirinya lebih unggul dari orang lain.

Dia menerbitkan karyanya Essai sur L'inégalité des Races Humaines atau An Essay on the Inequality of the Human Races pada 1855 M yang berisi klaim rasis. Ia bersikeras bahwa istilah Arya berlaku untuk orang Eropa berkulit terang yang memiliki "darah Arya" dan lebih unggul daripada orang lain yang berkulit lebih gelap.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top