Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hirundo Rustica

Migrasi Burung Layang Asia di Langit Gondomanan

Foto : FOTO-FOTO: KORAN JAKARTA/EKO SUGIARTO PUTRO
A   A   A   Pengaturan Font

Ribuan burung Layang Asia (Hirundo Rustica) pada hari-hari ini bisa dilihat bertengger di pohon dan kabel-kabel yang melintang sejak perempatan Gondomanan Yogya ke utara hingga depan Toko Progo. Penampakan burung ini kecil seperti Burung Gereja namun jika terbang lesatannya mirip Burung Sriti.

Koran Jakarta memantau burung ini pada Sabtu (19/10) sejak pukul 17.00 hingga pukul 19.00 WIB dan pada Minggu (20/10) mulai pukul 04.30 hingga 06.00 WIB pagi.

Pada sore hari, tampak ribuan burung itu entah datang dari mana datang berputar-putar di langit kawasan Jalan Mayor Suryotomo, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta, dan satu per satu hinggap di atas dahan pohon maupun di atas kabel. Namun pada pagi hari, burung-burung itu seperti dalam antrian yang tertib, pelan-pelan meninggalkan tempat istirahatnya dan terbang menghilang di langit.

"Mereka cari makan mas. Makannya serangga jadi dia sebenarnya predator alami untuk lalat dan serangga-serangga yang ganggu pertanian dan kebun kita," kata Asman Adi Purwanto, anggota Paguyuban Pengamat Burung Yogyakarta.

Asman mengatakan habitat asli Burung Layang Asia menyebar di dunia tapi Indonesia bukan salah satu habitat aslinya. Asia Timur seperti Tiongkok, Jepang, termasuk sebagian wilayah Eropa di Rusia jadi habitat asli Burung Layang Asia.

Setiap musim dingin tiba, Burung Layang-layang Asia akan terbang ke Timur dengan sebagian besar wilayah Indonesia sebagai tujuannya, terbentang dari Kalimantan, Sumatera, Jawa, hingga Bali dan Nusa Tenggara.

"Di Gondomanan Yogya ini jumlahnya ratusan ribu, bisa dibayangkan jumlahnya ada jutaan dan mereka menyebar melalui dua jalur yakni jalur utara dan selatan. Yang di Indonesia pun terpecah kemana-mana rombongannya," kata Asman.

Dari habitat aslinya, Burung Layang Asia turun melewati daratan Tiongkok, terus turun hingga Thailand, Malaysia, Singapura lalu memasuki Indonesia dan terpecah sesuai jalur indukan masing-masing rombongan.

"Burung sekecil itu bisa melewati ribuan kilometer dan melintasi samudera itu memang keajaiban Tuhan. Belum ada yang riset bagaimana cara mereka makan saat berada di atas lautan," jelas Asman.

Kasi Konservasi Wilayah I BKSDA Yogyakarta, Untung Suripto mengatakan migrasi Burung Layang Asia biasanya dimulai September hingga Januari. Namun pada tahun ini baru tampak pada Oktober dan dengan jumlah yang makin banyak dari tahun-tahun sebelumnya.

"Sebelumnya 2017 ada tapi tidak sebanyak dua tahun ini. Kami tidak tahu juga fenomena alam seperti apa, apa sangat ekstremnya suhu udara di kutub utara dan kutub selatan sehingga fenomena ini menjadi lebih besar dari sebelumnya" jelas Untung. YK/R-1

Jutaan Burung Melewati Indonesia

Migrasi burung dari belahan Bumi utara ke Bumi selatan dengan tujuan Indonesia atau hanya melewati Indonesia, dilakukan jutaan burung. Layang-layang Asia hanyalah salah satu jenis burung yang melakukan migrasi itu.

"Kalau di Kota Yogya ada burung Jalak China yang saat ini migrasi di pepohonan di depan dan belakang Hotel Ambarukmo Yogya," kata Ketua Paguyuban Pengamat Burung Yogya, Seta Naufal.

Koran Jakarta mengikuti pengamatan migrasi burung pantai di Muara Kali Progo dekat Pantai Pandansimo Bantul pada Minggu pagi mulai pukul 05.30 hingga 09.00 WIB.

Pengamatan pagi itu dilakukan Paguyuban Pengamat Burung Yogya dan Komunitas Pengamat Burung Bionic Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan diikuti 50-60 orang yang mayoritas mahasiswa.

Muara Kali Progo menurut Seta Naufal menjadi harta karun burung pantai nasional karena dari 78 spesies burung pantai, baik migrasi maupun penetap Indonesia, 44 bisa dijumpai di muara Kali Progo.

Minggu pagi itu, hingga pukul 09.00 WIB, telah banyak jenis burung migran yang mereka catat. Cerek kernyut, cerek pasar besar, biru laut, trinil pantai, kedidi, dan beberapa yang lain yang sulit dikenali kecuali oleh para pengamat burung.

"Burung pantai migran yang di Progo ini datang dari kutub utara Bumi, dari Russia, Siberia, Mongolia, Tiongkok, Jepang, bergerak melewati rute penerbangan Asia Timur-Australasia menuju selatan dengan tujuan Yogya, Papua, Selandia Baru dan Australia," kata Seta.

Sementara burung-burung Raptor atau elang bisa dilihat di langit Yogya dari tempat-tempat tinggi di Yogya seperti dari lereng Gunung Merapi dan Candi Cetho.

"Kita sedang merencanakan pengamatan raptor di Candi Cetho, nanti kita kabari kalau pas mau kesana mas," pungkas Seta. YK/R-1

Menjaga Keseimbangan Alam

Burung Layang-layang Asia yang tidur di kabel-kabel dan pepohonan sepanjang jalan Gondomanan Yogyakarta pada pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB akan mulai terbang menyebar ke seluruh penjuru Yogya. Tak lain, mereka akan mencari makan dan kembali pulang ke Gondomanan mulai pukul 17.00 WIB.

Menurut Asman, burung Layang Asia mencari makan di daerah yang banyak memiliki populasi serangga. TPS Piyungan Bantul, kandang-kandang peternakan ayam dan sapi di seantero Yogya, dan persawahan atau perkebunan yang banyak terserang hama serangga, menjadi tujuan utama burung Layang Asia.

Koran Jakarta memastikan salah satu tempat yang ditunjukkan Asman sebagai salah satu tempat Layang Asia mencari makan. Tempat itu adalah sebuah peternakan sapi, ayam, dan bebek jadi satu seluas 3.000-an meter dan berada di dekat Tugu Pensil Sentolo Kulon Progo.

Benar saja, pada sore pukul 15.00 WIB di peternakan milik Ibu Suprapto itu ribuan burung Layang Asia bertengger di kabel listrik yang melintang di tepi jalan desa, di pepohonan belakang peternakan, di kabel-kabel listrik perkampungan, di atas genteng.

"Burung-burung ini sudah puluhan tahun kalau September - Desember memang sering di sini. Kami nggak tahu burung apa dan makannya apa," kata Ibu Suprapto yang telah mengelola peternakannya selama 25 tahun.

Saat diinformasikan bahwa Layang Asia menurut para ahli burung pemakan serangga yang berpotensi mengganggu peternakannya. "Wah malah baru tahu. Semoga saja benar begitu, mas. Saya bersyukur kalau memang membantu menghilangkan lalat dan serangga pengganggu lain di peternakan ini," ujarnya. YK/R-1

Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top