Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Layanan Internet

Microsoft akan Tutup Situs LinkedIn di Tiongkok

Foto : AFP/GREG BAKER

Akan Ditutup l Seorang warga Beijing sedang membuka aplikasi LinkedIn melalui telepon pintar miliknya pada Jumat (15/10). Pada Kamis (14/10), pemilik LinkedIn yaitu perusahaan asal AS, Microsoft, menyatakan bahwa mereka akan menutup LinkedIn di Tiongkok pada akhir tahun ini.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Perusahaan pembuat perangkat lunak terbesar di dunia, Microsoft, pada Kamis (14/10) mengatakan akan menutup situs jejaring profesional LinkedIn di Tiongkok pada akhir tahun ini karena peraturan ketat dari pemerintah di Beijing terhadap perusahaan teknologi.

LinkedIn adalah situs media sosial dari Amerika Serikat (AS) terakhir yang masih beroperasi di Tiongkok. Beijing sebelumnya telah memblokir platform populer lainnya seperti Facebook dan Twitter.

"Perusahaan akan mengakhiri operasi situs LinkedIn di negara itu karena lingkungan operasi yang jauh lebih menantang dan persyaratan kepatuhan yang lebih besar di Tiongkok," demikian pernyataan dari Microsoft.

"Setelah menutupLinkedIn di Tiongkok, Microsoft akan menggantinya dengan aplikasi yang didedikasikan untuk melamar pekerjaan tetapi tanpa fitur jaringan," ucap wakil presiden senior teknik Microsoft, Mohak Shroff dalam postingan di sebuah blog.

Nantinya platform LinkedIn di Tiongkok akan diganti dengan layanan yang disebut InJobs, jejaring sosial yang menggunakan beberapa fitur LinkedIn, tetapi tidak mengizinkan pengguna untuk memposting konten atau berbagi artikel.

LinkedIn, yang diluncurkan di Tiongkok pada 2014, membantu seseorang menggunakan hubungan pribadi dan profesional untuk menemukan peluang kerja. Selain sebagai tempat mencari pekerjaan, LinkedIn merupakan tempat bertukar informasi perkembangan bisnis atau berita. Saat ini LinkedIn tercatat memiliki 774 juta pengguna di seluruh dunia.

"Anda harus membayangkan bahwa di jejaring sosial bisnis, Anda akan melakukan percakapan tentang menyiasati peraturan atau mengeluh tentang peraturan," kata analis teknologi independen Rob Enderle dari Engerle Group. "Pemerintah Tiongkok tidak memiliki selera humor dalam hal kritik. Hasilnya adalah mereka sangat agresif dalam menghentikan informasi semacam itu," imbuh dia.

Pengawasan Ketat

Saat ini perusahaan-perusahaan asing di Tiongkok sedang mencari celah tipis terkait isu-isu sensitif politik agar tidak mengganggu pihak berwenang di Negeri Panda itu. Sementara para analis mengatakan saat ini sangat sulit untuk mengirimkan produk komunikasi di Tiongkok mengingat pemberlakukan tingkat pengawasan yang amat ketat oleh pemerintah di negara itu.

Tiongkok dikenal amat tegas menyensor konten dan aktivitas daring dengan menggunakan teknologi sensor "Great Firewall". Sebelumnya pihak berwenang Tiongkok telah menargetkan berbagai raksasa teknologi dalam negeri karena dugaan praktik monopoli dan pengambilan data konsumen secara agresif.

Upaya tersebut merupakan bagian dari kebijakan yang lebih luas oleh pemerintah Tiongkok untuk memperketat cengkeramannya pada sektor ekonomi di negaranya, termasuk menargetkan pendidikan swasta, properti, dan kasino. SB/AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top