Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Drama Musikal "Bunga Untuk Mira"

Mhyajo Angkat Cerita Bawang Merah & Bawang Putih

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Mia Johannes (Mhyajo) dikenal sebagai pekerja seni kreatif, cerdas dan juga unik. Setelah sukses menggelar pagelaran kultural bertajuk "Colors of Indonesia" di Garuda Wisnu Kencana, Bali, yang melibatkan sebanyak 1.586 pekerja seni pada Oktober lalu, ia langsung menggarap drama pop musical "Bunga untuk Mira", yang bakal dipanggungkan pada 22 dan 23 Desember 2018 di Teater Besar Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat.

Mhajo menyebut ide dasar cerita utuk drama musical ini terinspirasi dari cerita rakyat, "Bawang Merah & Bawang Putih". "Ini adaptasi yang saya balut dalam imajinasi fiksi ilmiah. Saya pun mengganti nama dua tokoh utama menjadi Mira dan Puti," jelas Mhyajo dalam jumpa pers di sebuah café di kawasan Jakarta Pusat, baru-baru ini.

Meski diadaptasi secara bebas, agar mudah diterima banyak orang, Mhyajo menyebut tetap akan mengaitkan benang merah kisah yang sama dengan cerita aslinya.

Bunga untuk Mira, dijanjikan akan berbeda dengan teater musikal pada umumnya. "Selain dramanya penuh konflik, mulai dari cinta, ambisi, sampai kematian yang akan dibalut dalam kemasan kekinian, khusus untuk urusan musiknya akan digarap dengan genre jazz fantasi dan memasukan unsur teatrikal dengan plot twist yang tidak disangka-sangka di akhir babak. Inilah yang akan membuat musikal ini berbeda," tambah Mhyajo.

Untuk merealisasikan ide cemerlang itu, Mhyajo menggandeng Mondo Gascaro, yang akan menangani musik. "Mondo itu salah satu musisi yang memiliki ide dan mampu membuat karya-karya cerdas. Musiknya agak agak minor gitu," kata Mhyajo memuji Mondo.

Untuk menggarap musik proyek ini, Mondo menyebut akan menggarapnya seperti tradisional musical broadway. "Tapi saya dibebaskan memberikan sentuhan apapun, mulai dari modern, pop dan sampai dark. Saya pun menyebutnya sebagai jazz fantasi," terang Mondo.

Mondo membuat lagu dengan aransemen musik baru, bersama rekannya Indra Prakarsa. Lebih lanjut Mondo menjanjikan pertunjukan yang menarik nantinya. "Dalam pertunjukan nanti, akan berlangsung secara secara live orkestra, begitu pula dengan nyanyian dari acting pemain," ucapnya. Sedangkan untuk urusan tata gerak, Mhyajo memilih koreografer muda Ufa Sofura sebagai orang yang paling tepat menangani pertunjukan ini.

Sementara menurut Ulfa, ide cerita yang disodorkan padanya sangat menarik. "Saya tertantang untuk bisa mewujudkan sosok tokoh utama yang berprofesi sebagai penari jazz. Karena itu pemain utamanya dituntut bisa berakting, menari dan menyanyi dengan bagus. Dan harus bisa bersinergi dengan musik yang dibuat Mondo," tukas Ulfa.

Drama pop musical "Bunga untuk Mira" telah memilih beberapa pemain dari beragam profesi. Mereka di antaranya adalah Shae (penyanyi), Daniel Adnan, Dea Panendra, Johan Yanuar, dan juga Maya Hasan.

Mhyajo selain sebagai bertindak sebagai pemilik ide cerita dan menyutradarai, juga akan turun pula menjadi penulis naskah sekaligus direktur artistik. Beberapa nama juga turut mendukung acara ini, yakni Risdo Sinaga (direktur tehnis), Iwan Hutapea (penata cahaya) bekerjasama dengan penata visual, Alexander Triyono. Sedangkan untuk urusan kostum telah dikonsepkan dan diproduksi oleh Kleting Titis Wiganti (pembawa brand KLE), lalu untuk urusan aksesoris, ada hasil karya cemerlang Andi Yulianti (House of Jealouxy), yang akan dikenakan oleh para pemain nantinya. yzd/S-2


Redaktur : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top