Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 24 Jan 2025, 06:15 WIB

Metastasis Hati Kolorektal yang Mudah Kambuh

Foto: PATRICK HERTZOG / AFP

Kanker usus atau kanker kolorektal merupakan jenis kanker yang dapat bermetastasis terutama ke organ hati. American Cancer Society memperkirakan bahwa lebih dari 150.000 orang akan didiagnosis dengan kanker kolorektal pada 2024 di Amerika Serikat (AS). Sekitar 50 persen dari pasien tersebut akan mengalami metastasis.

1737645251_8774a0008afc4fed0649.jpg

Foto: afp/ PATRICK HERTZOG

Untuk mengatasi penyakit hati salah satunya adalah dengan reseksi bedah untuk mengangkat metastasis hati karena penyebaran dari kanket kolorektal. Prosedur bedah ini dilakukan dengan mengangkat sebagian atau seluruh organ atau jaringan.

Menurut MayoClinic, reseksi bedah dapat meningkatkan kelangsungan hidup lima tahun menjadi 40 persen hingga 60 persen pada pasien yang merupakan kandidat yang tepat. Meskipun ada kemajuan dalam terapi sistemik dan radiologi intervensional namun sebagian besar pasien datang dengan penyakit yang terlalu lanjut.

Dalam kasus yang sangat selektif, transplantasi hati dapat menawarkan hasil yang jauh lebih baik bagi pasien dengan metastasis hati kolorektal ketimbanga dengan terapi sistemik dan radiologi. Hal ini merupakan pilihan penting ketika terapi lain tidak memungkinkan.

Transplantasi hati merupakan terapi yang efektif untuk keganasan hati primer seperti karsinoma hepatoseluler dan kolangiokarsinoma hilus dengan hasil yang lebih baik daripada reseksi bedah. Pasien dengan tumor neuroendokrin metastatik yang diobati dengan transplantasi hati juga telah menunjukkan peningkatan kelangsungan hidup jangka panjang jika dibandingkan dengan terapi sistemik saja.

Sebuah studi TransMet tahun 2024 yang diterbitkan dalam The Lancet adalah studi multisenter terkontrol acak pertama yang menunjukkan peningkatan tingkat kelangsungan hidup bagi pasien yang menerima transplantasi hati selain kemoterapi jika dibandingkan dengan pasien yang hanya menerima kemoterapi.

Penulis studi tersebut meyakini peningkatan tingkat kelangsungan hidup kemungkinan besar disebabkan oleh tiga faktor utama yang mencakup kriteria pemilihan pasien yang ketat, penerapan komite ahli untuk mengevaluasi kandidat transplantasi hati, dan mempercepat pasien untuk transplantasi guna mengurangi perkembangan tumor.

Temuan studi TransMet mendukung metastasis hati kolorektal yang tidak dapat direseksi sebagai kriteria untuk transplantasi. Tingkat kelangsungan hidup keseluruhan lima tahun sebesar 73 persen sebanding dengan tingkat kelangsungan hidup yang terlihat pada pasien lain yang direkomendasikan untuk transplantasi hati.

“Hasilnya juga dapat menandakan perubahan dalam cara transplantasi hati dipandang sebagai pengobatan atau penyembuhan bagi pasien dengan penyebaran metastasis,” tulis laman Mayo Clinic.

1737645251_a99d9aab768689c3c14a.jpg

Foto: afp/ IRCAD FREDERIC MAIGROT

Sebuah studi SECA-1 Norwegia menunjukkan tingkat kelangsungan hidup 60 persen setelah lima tahun. Dalam studi yang dipublikasikan di Annals of Surgery pada tahun 2015, 21 pasien menjalani kemoterapi neoadjuvant yang diikuti dengan transplantasi hati.

“Meskipun tingkat kelangsungan hidup secara keseluruhan dapat diterima, tingkat kekambuhan tetap tinggi dan pada saat tindak lanjut maksimal, hanya 33 persen pasien yang tidak memiliki bukti penyakit,” lanjut laman tersebut.

Hasil studi tambahan oleh kelompok yang sama yang menggunakan kriteria inklusi yang lebih ketat dipublikasikan di Annals of Surgery pada tahun 2020. Pasien yang diikutsertakan memiliki respons radiografi minimal 10 persen terhadap kemoterapi dan interval lebih dari satu tahun antara diagnosis dan transplantasi. Dalam studi ini, tingkat kelangsungan hidup lima tahun adalah 83 persen.  hay

Redaktur: Haryo Brono

Penulis: -

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.