Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 18 Des 2024, 00:00 WIB

Meski Tren Positif Berlanjut, Surplus Neraca Perdagangan pada November Dinilai Tak Sehat

Surplus perdagangan Indonesia pada November lalu dinilai tidak sehat lantaran dipengaruhi penurunan impor

Foto: antara

JAKARTA – Surplus perdagangan Indonesia pada November lalu dinilai tidak sehat lantaran dipengaruhi penurunan impor. Penurunan impor ditengarai akibat dampak pelemahan daya beli masyarakat. 

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core), Mohammad Faisal, menilai surplus neraca perdagangan sehat apabila ekspor dan impor sama-sama naik, bukan satunya naik satunya turun ataupun kedua-duanya turun.

"Kita perlu lihat surplusnya, kalau impornya turun berarti kurang sehat, kecuali kalau sama sama naik," ungkap Mohammad saat ditemui dalam acara Outlook IKFT (industri kimia farmasi dan tekstil Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Yogyakarta, Selasa (16/12).

Faisal menjelaskan rapuhnya surplus neraca perdagangan itu menggambarkan ekonomi di dalam negeri melemah. Penurunan impor mengindikasikan permintaan terhadap produk-produk dari luar negeri turun. "Artinya, konsumsi dalam negeri tirun," ucap Faisal.

Terkait surplus dagang pada November 2024, menurutnya kinerja ekspor juga turun akibat permintaan dunia melemah sebagai dampak ketegangan geopolitik. Dia menambahkan momen booming pasar komoditas global sudah lewat.

Jika ada booming komoditas, lanjutnya, hal itu hanya berpengaruh pada penduduk kelas atas, bukan kelas menengah. "Lihat saja impor November turun, artinya konsumsi kelas menengah turun," ungkap Faisal.

Tren Berlanjut

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan barang November 2024 surplus sebesar 4,42 miliar dollar AS yang naik sebesar 1,94 miliar dollar AS secara bulanan. "Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujar Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (16/12).

Amalia menjelaskan surplus neraca perdagangan November 2024 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya (mtm) dan periode sama tahun lalu (yoy). Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 55 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Surplus ini terjadi karena kinerja ekspor yang tercatat 24,01 miliar dollar AS lebih tinggi dari impor yang tercatat 19,59 miliar dollar AS per November 2024. Ekspor Indonesia tercatat sebesar 24,01 miliar dollar AS sepanjang November 2024. Realisasi ini turun 1,70 persen dibandingkan Oktober 2024 sebesar 24,42 miliar dollar AS.

Seluruh sektor ekspor juga tercatat turun. Industri pengolahan turun 0,92 persen (mtm) menjadi 18,27 miliar dollar AS. Sektor pertambangan dan lainnya turun 3,19 persen (mtm) menjadi 3,84 miliar dollar AS. Kemudian sektor pertanian, kehutanan dan perikanan juga turun 13,37 persen (mtm) menjadi 580 juta dollar AS.

Di sisi lain, impor Indonesia pada November 2024 mencapai 19,59 miliar dollar AS atau anjlok 10,71 persen (mtm) dengan rincian di sektor migas sebesar 2,57 miliar dollar AS dan nonmigas 17,02 miliar dollar AS. Berdasarkan sektornya, impor barang konsumsi sebesar 3,55 miliar dollar AS atau turun 10,77 persen (mtm).

Bahan baku/penolong sebesar 14,02 miliar dollar AS atau turun 11,97 persen (mtm). Kemudian, sektor barang modal tercatat 2,02 miliar dollar AS atau turun 0,84 persen (mtm).

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.