Meski tak Ilmiah, ‘Love Language’ Bisa Membantu Memahami Pasangan
Apa bahasa cintamu?
Martin Graff, University of South Wales
Jika kamu pernah membuka-buka halaman majalah gaya hidup wanita, kemungkinan besar kamu pernah menemukan kuis yang menjanjikan untuk menjawab pertanyaan "apa love language-mu?" yang intinya menanyakan bagaimana kita mengungkapkan rasa sayang.
Atau jika media sosial lebih kamu sukai, ada banyak sekali unggahan, meme, GIF, dan TikTok yang membawa konsep love language ke dalam tren.
Teori ini berasal dari sebuah buku berjudul The Five Love Languages, yang diterbitkan pada 1992 dan ditulis oleh penulis dan pendeta Amerika Serikat (AS), Gary Chapman. Chapman mulai memperhatikan tren pada pasangan yang ia bimbing, dan merasa bahwa mereka salah memahami kebutuhan satu sama lain.
Lima love language yang kemudian dia usulkan adalah words of affirmation (kata-kata afirmasi), quality time (menghabiskan waktu bersama), physical touch (sentuhan fisik), acts of service (tindakan melayani), dan receiving gifts (menerima hadiah). Preferensi untuk mengekspresikan dan menerima cinta dengan salah satu cara dibandingkan yang lain akan menjadi indikasi love language utama seseorang.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya