Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro tentang Mutasi Virus Korona Baru

Meski Ada Mutasi, Masyarakat Tidak Perlu Panik Berlebihan

Foto : ANTARA/NOVA WAHYUDI
A   A   A   Pengaturan Font

Hal ini tentu meresahkan banyak pihak. Selain khawatir virus Covid-19 menjadi lebih cepat menyebar dan lebih ganas, proses pengembangan vaksin juga dikhawatirkan terganggu dengan adanya mutasi ini.

Untuk mengupas terkait mutasi virus Covid-19 serta pengembangan vaksin di Indonesia, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang Brodjonegoro. Berikut petikan wawancaranya.

Apakah mutasi ini juga terjadi untuk virus yang ada di Indonesia?

Perlu diketahui, dalam upaya pengembangan vaksin ada studi yang kita lakukan secara teratur yaitu whole genome sequencing (WGS) yang tujuannya mengetahui karakter dari virus Covid-19. Hasilnya kita sampaikan ke Global Initiative on Sharing Avian flu Data' (GISAID) GSAID adalah bank data influenza di dunia yang bertugas mengumpulkan semua virus flu. Total ada 24 data WGS dari Indonesia yang ada di GSAID.

Nah, untuk mutasi sendiri memang benar dan mutasi tersebut sudah ada sejak Januari. Mutasi yang terjadi yaitu adanya kandungan D614G di sekitar 78 persen virus Covid-19 seluruh dunia berdasarkan pendataan GSAID.

Untuk di Indonesia, 9 dari 24 WGS mengandung mutasi tersebut. Rinciannya 2 dari Surabaya, 3 dari Yogyakarta, 2 dari Tangerang dan Jakarta, 2 dari Bandung.

Sejauh mana pengaruh mutasi ini terhadap klinis maupun pengobatan?

Disampaikan presiden GSAID, belum ada bukti bahwa mutasi virus ini lebih ganas dan lebih berbahaya. Mutasi D614G ini sama dengan virus Covid-19 yang kita alami selama ini.

Meski ada mutasi, masyarakat tidak perlu panik berlebihan, tapi tetap waspada penuh. Kegiatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menjaga jerak tetap perlu dilakukan.

Mutasi virus ini berpengaruh terhadap pengembangan vaksin?

Pengaruh dari D614G ini tidak akan mengganggu pengembangan vaksin. Mutasi ini tidak menyebabkan perubahan struktur maupun fungsi dari Receptor Binding Domain (RBD) yang merupakan bagian dari virus spike yang dijadikan target vaksin. Artinya upaya pengembangan vaksin dalam negeri maupun luar tidak akan terganggu dengan mutasi D614G ini.

Perlu ditekankan juga, adanya vaksin dan obat bukan berarti pandemi berakhir. Vaksin membuat kita lebih siap dan sanggup menghadapi Covid-19 ini.

Bagaimana pengembangan vaksin di Indonesia sendiri?

Seperti kita ketahui dalam rangka pengadaan vaksin di Indonesia, kita mencoba mengembangkan vaksin dengan cepat, efektif, dan mandiri. Untuk kemandirian kami mengembangkan vaksin Merah Putih dan rencananya kami akan membentuk konsorsium vaksin merah putih.

Adapun definisi vaksin Merah Putih adalah vaksin yang bibit vaksinnya diteliti dan dikembangkan di Indonesia. Selain Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, ada juga UI, ITB, Unair, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Vaksin Merah Putih Eijkman sudah 40 persen tahapannya dari keseluruhan tahapan. Sedang disiapkan sel mamalia dan akhir tahun bisa selesai uji hewan. Awal tahun depan Eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin kepada biofarma untuk diproduksi dan dimulai uji klinis tahap 1, 2, 3. Di triwulan tiga 2021. Harapannya kita bisa memproduksi tahapan awal vaksin merah putih untuk keperluan publik.

Biofarma sudah kerja sama dengan Sinovac, kenapa masih harus mengembangkan vaksin secara mandiri?

Mandiri penting karena Indonesia adalah negara dengan penduduk 260 juta yang semua membutuhkan vaksin. Ada kemungkinan jika vaksinasi lebih dari satu kali maka kebutuhan vaksin covid-19 dibutuhkan jumlah di atas 300 sampai 400 juta unit atau ampul. n m. aden ma'ruf/P-4


Redaktur : Khairil Huda

Komentar

Komentar
()

Top