Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menyoal Asupan Susu yang Ideal bagi Kesehatan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Susu merupakan asupan penting bagi tubuh, sayangnya banyak yang belum faham soal asupan susu seperti apa yang ideal bagi kesehatan. Mengingat banyaknya produk olahan susu yang kini tersedia di pasaran mulai dari fresh milk, Ultra High Temperature (UHT), bubuk dan kental manis.

Berbicara mengenai susu, tentu semua orang sepakat bahwa asupan yang bersumber dari sapi ini ialah salah satu asupan terbaik dan juga dibutuhkan bagi tubuh manusia. Tapi sayangnya pemahaman itu tidak membudaya, bahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 mengungkap bahwa masyarakat Indonesia cenderung kurang mengonsumsi susu.

Menurut data BPS, konsumsi susu di Tanah Air hanya mencapai 16,5 liter per tahun. Angka ini terbilang sangat kecil jika dibandingkan dengan data USDA Foreign Agricultural Service 2016, yang menyebut konsumsi susu di Malaysia per tahun bisa mencapai 50,9 liter, Thailand 33,7 liter dan Filipina 22,1 liter.

Dan buruknya lagi, masih berdasarkan data BPS dari berbagai macam produk susu yang beredar di pasaran, susu kental manis merupakan jenis susu yang paling banyak dibeli oleh masyarakat Indonesia.

Menurut ilmuwan nutrisi, Dr. Matthew Lants Blaylock, PhD dari beragam macam susu yang kini tersedia, mulai dari fresh milk, UHT susu bubuk dan kental manis, yang paling baik adalah susu segar, fresh milk, karena susu tersebut diproses langsung dari sapi dan diproses dengan teknologi canggih dan tanpa sentuhan tangan.

"Susu kaleng atau kental manis itu bukan susu dan lebih ke permen, banyak gula dan sedikit sekali susu, saya tidak anjurkan orang untuk konsumsi susu kental manis. Lebih baik fresh milk karena itu makanan yang segar," ujar Matthew dalam acara peluncuran susu UHT Greenfields, di Jakarta belum lama ini.

Memang untuk konsumsi susu murni tidak semudah susu kental manis, karena susu segar hanya bisa disimpan di lemari pendingin dan hanya bertahan 3-4 jam saja sehingga susah untuk dibawa kemana-mana.

Teliti Sumbernya

Di luar fresh milk, pilihan produk olahan susu yang dianjurkan ialah susu UHT yang terbuat dari susu murni. Susu jenis ini telah mengalami sterilisasi bakteri dan spora sehingga mampu bertahan lebih lama. "Tapi untuk memastikan susu UHT yang kita konsumsi merupakan susu dengan kualitas terbaik, saya menganjurkan agar konsumen memeriksa dengan teliti sumber dari susu UHT tersebut. Pilihlah susu UHT yang dibuat hanya dari susu segar murni," imbaunya.

Nah, lantas bagaimana dengan pilihan produk susu jenis bubuk? Dalam kesempatan itu, Matthew menjelaskan jika jenis asupan susu ini telah kehilangan banyak manfaat di dalamnya, bahkan bisa berpotensi memicu penyakit jantung.

"Susu bubuk tidak sesehat dan sebagus susu sapi segar. Susu sapi segar hanya mengalami proses pasteurisasi atau dimasak terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri di dalamnya. Beda dengan susu bubuk, di mana susu bubuk diolah melalui beberapa langkah yang membuat vitaminnya hilang. Dalam pengolahan, susu bubuk juga terkena udara panas yang membuat kolesterol teroksidasi sehingga berisiko pada penyakit jantung," paparnya.

Susu bubuk juga bisa mengandung bahan kimia yang memiliki efek samping kurang baik untuk tubuh. "Jika memang sulit menemukan susu sapi segar, ia menyarankan untuk memilih susu UHT. Pasteurisasi susu UHT mirip dengan susu segar, jadi baiknya pilih itu saat Anda jauh dari peternakan. Usahakan menghindari jenis susu bubuk dan krimer kaleng," katanya. ima/R-1

Batasi Konsumsi untuk Anak

Susu memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan tubuh, terutama bagi kesehatan tulang. Susu sangat baik dikonsumsi setiap hari untuk melengkapi kecukupan gizi anda dan keluarga anda. Apalagi bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan.

Batasan minum susu segar menurut Matthew ialah 2 sampai 3 gelas (ukuran 250 ml), untuk orang dewasa, dan 2 gelas (ukuran 200 ml) untuk anak-anak.

Asupan susu itu, diwajibkan masuk daftar konsumsi Anda di setiap harinya, tak terkecuali untuk mereka yang obesitas atau memiliki bobot tubuh berlebih.

Faktanya, susu kerap dihindari karena dinilai dapat menyebabkan kegemukan, dan anggapan itu pun sampai saat ini hidup di tengah-tengah masyarakat.

Matthew menyarankan bagi orang dengan obesitas atau memiliki bobot tubuh yang berlebih bisa mengkonsumsi susu segar atau skim milk, karena jenis susu ini memiliki kalori yang lebih rendah dan lebih alami dibandingkan jenis susu lainnya, sehingga bisa membantu menurunkan berat badan. "Anak-anak dengan obesitas tentu boleh mengonsumsi susu, karena susu sangat penting untuk dipenuhi lantaran masuk pola makan yang seimbang," ujarnya.

Yang menjadi persoalan baginya bukan karena konsumsi susunya, melainkan faktor terbesar naiknya bobot tubuh lantaran seseorang tidak bisa mengelola kalori yang ada dalam tubuhnya dengan baik.

Itu sebabnya, selain konsumsi susu untuk menjaga kesehatan tubuh, juga diwajibkan untuk mengendalikan makanan yang akan dikonsumsi, dan olahraga yang cukup tentunya. "Masalah ini kan lebih pada persoalan kalori yang masuk lebih banyak dari kalori yang keluar. Untuk itu, harus lebih banyak olahraga dan hindari makanan olahan," tuturnya.

Dan catatan bagi orang tua, selain mulai memilah asupan susu untuk anak. Hal terpenting lainnya harus tetap membatasi konsumsi susu anak maksimal dua gelas susu sehari. Sementara jumlah konsumsi susu bagi anak di bawah dua tahun bergantung pada berat badannya.

Ini karena untuk menjaga asupan berlebihan yang sebaliknya justru dapat mengganggu kesehatan tubuh. "Walaupun susu sehat dan bagus, terlalu banyak susu bisa membuat orang tidak sehat, jadi walaupun anak nangis, tetap harus ada batasan dan tidak perlu diberikan terlalu banyak susu," tandasnya. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top