Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
West Java Calendar of Event 2019

Menyaksikan Ratusan Pergelaran di Bumi Parahyangan

Foto : FOTO-FOTO: DOK WEST JAVA CALENDAR OF EVENT 2019
A   A   A   Pengaturan Font

Gurilap, singkatan dari gunung rimba laut dan pantai ada di wilayah Jawa Barat (Jabar). Sehingga eco tourism menjadi andalan untuk menarik pengunjung.

Pemprov Jabar telah membuat West Java Calendar of Event 2019 atau Kalender Pariwisata Jabar 2019. Kalender pariwisata yang baru pertama kali dibuat Pemprov Jabar ini menyajikan 262 agenda pariwisata, baik seni, budaya, kuliner, religi, dan lainnya.

Ke-262 even pariwisata akan digelar di seluruh Jabar, meliputi 35 even di Wilayah I terdiri dari Kota/kabupaten Bogor, Kota/Kabupaten Sukabumi, Cianjur, dan Depok.

Sementara 14 even di Wilayah II mencakup Kabupaten Purwakarta, Subang, Karawang, serta Kota/ Kabupaten Bekasi. Sebanyak 66 even di Wilayah III digelar di Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Kuningan, dan Kabupaten Majalengka.

Sementara 147 even di Wilayah IV terdiri dari Kota/Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota/ Kabupaten Tasikmalaya, Sumedang, Garut, Ciamis, Pangandaran, dan Kabupaten Banjar.

Seni masih menjadi andalan dengan 113 even pariwisata, disusul budaya 85 even, kuliner 83 even, olahraga 24 even, religi 6 even, dan pariwisata lainnya 11 even.

Dari 262 agenda pariwisata tersebut, ada enam even yang masuk 100 Indonesia Wonderful Calendar of Event 2019, yaitu Asia Afrika Festival, Mizan Al Sufi, Pesona Budaya Garut, Ciletuh-Palabuhanratu Geopark Festival, Tour de Linggarjati, dan Festival Budaya Cirebon.

Kite Festival di Pantai Pangandaran

Belum lama ini di Pantai Timur Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, berlangsung Pangandaran Internasional Kite Festival 2019. Festival layang-layang yang digelar selama 3 hari itu tidak hanya diikuti peserta dalam negeri, tetapi juga mancanegara.

Festival itu dapat mendongkrak citra positif Pangandaran sebagai destinasi wisata pantai favorit di Jabar.

"Tentunya kita bangga ini dengan festival yang ditunggu-tunggu oleh internasional, seperti negara Eropa dan Asia," kata Gubernur Ridwan Kamil yang tak henti-henti bergerilya mempromosikan destinasi wisata di Jabar. Pada kesempatan tersebut, ia ikut ambil bagian menerbangkan layang-layang.

Adanya festival tersebut, Emil optimistis target 5 juta wisatawan ke Pangandaran bisa terealisasi pada tahun ini. Menurutnya, wisatawan datang tidak hanya untuk melihat keindahan alam, tetapi juga menyaksikan layang-layang besar menghiasi langit Pangandaran.

Soal akses menuju ke Pangandaran, menurutnya hal itu akan diperbanyak, termasuk melalui Bandara Nusawiru. Sebab memang komplain dari wisatawan yang hendak menuju ke Pangandaran adalah akses jalan yang sering macet panjang. Apalagi saat akhir pekan dan liburan panjang.

Pangandaran Internasional Kite Festival 2019 lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya.

Festival layangan ini adalah bagian dari tradisi yang setiap Juli diselenggarakan untuk mengenalkan Pangandaran sebagai lokasi wisata kelas dunia.

Pada even tersebut, puluhan layang-layang berukuran kecil terbang menari di atas pantai. Angin yang kencang memudahkan peserta festival untuk menerbangkan layang-layang. Ada berbagai bentuk yang ditampilkan, seperti layang-layang naga yang berukuran raksasa dan panjang, layang-layang si Cepot, hingga layangan berukuran jumbo.

Pantai Timur Pangandaran pun semakin ramai dengan pengunjung yang berbaur menikmati indahnya langit pantai oleh beranekaragam bentuk layang-layang. Selain menerbangkan layangan, pengunjung juga dapat mengenal sejarah layang-layang, bahkan membuat layang-layang sederhana. Pengunjung dapat mengikuti Kite Exhibition, Kite Competition, dan Night Flight Kite Festival. Terakhir adalah menerbangkan layang-layang pada malam hari. Layang-layangnya pun diberikan lampu sehingga mirip menerbangkan lampion. tgh/R-1

Kayak Exhibition di Jatiluhur

Jabar juga memiliki banyak waduk atau danau yang indah. Selain sebagai penyimpan air, potensi wisatanya pun kini akan dikembangkan. Misalnya Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Belum lama ini berlangsung 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exibition. Eksibisi itu merupakan langkah awal penataan Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, sebagai destinasi wisata baru.

Pengelolaan wisata air atau sport water nantinya dilakukan Pemprov Jabar dengan Perum Jasa Tirta II. Selain mengelola even, juga mengatur kondisi air agar bersih dan layak dikunjungi terutama turis asing.

Pada kegiatan eksibisi itu diikuti atlet lokal dan pecinta olahraga air. Perahu kayak disediakan pengelola diujicoba perlombaan. Kegiatan 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exibition tentunya dapat meningkatkan pamor Waduk Jatiluhur. Sebab, even tersebut akan membuat keindahan Waduk Jatiluhur menjadi perbincangan di media sosial.

Mengambil tema Green, Water and Life, 1st Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exibition sekaligus mengajak masyarakat dan turis untuk menjaga lingkungan dan konservasi sumber air dalam jangka panjang.

Nantinya di sekitar waduk akan dibuat pusat oleh-oleh khas Purwakarta yang diisi kalangan UMKM. Kemudian infrastruktur menuju tempat wisata, penginapan, toilet dan tempat mandi di area wisata akan diperbanyak.

1st Jatiluhur Stand Up paddle And Kayak Exibition diikuti 100 peserta dari komunitas Kayak dan masyarakat. tgh/R-1

Maraton di Sela Kebun Teh Subang

Kebun teh di Ciater Kabupaten Subang pada era 1980-an seringkali menjadi lokasi lari maraton. Bahkan pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, ada perkumpulan pelari maraton yang rutin diselenggarakan. Pesertanya tentu warga Belanda dan pribumi kala itu.

Untuk mengingatkan kembali lari maraton di perkebunan, Pemprov Jabar bersama Wanadri, kelompok pecinta alam, menggelar Lari Lintas Alam Terbuka: Wanadri Trail Run 2019 yang berlangsung di kawasan Ciater Highland Resort, Kecamatan Sagalaherang, Kabupaten Subang.

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, melepas secara langsung peserta yang berjumlah sekitar 600 orang. Ada empat kategori yang dilakoni, yakni kategori 50k, 25k, 13k, dan 5k.

Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti kegiatan ini ditemani udara nan sejuk serta mentari pagi. Tidak hanya orang dewasa, anak kecil pun turut ambil bagian di even lari ini di kategori 5k. Selain itu, ada pula peserta dari mancanegara, di antaranya Australia dan Belanda yang ikut bernostalgia.

Selain melintasi perkebunan teh, pelari dengan jarak hingga 50 Kilometer juga melintasi jalanan bebatuan, tanah, pasir, dan ilalang. Bahkan, ada titik tertentu di mana pelari harus melewati aliran sungai.

Karena melintasi berbagai panorama alam tersebut yang bisa menyulitkan peserta, lari lintas alam terbuka menawarkan tantangan yang lebih besar bagi para pelari. Namun tentunya mengasyikan, karena bukan sekedar mengejar hadiah, namun sekaligus berwisata.

Tentunya even olahraga seperti ini bisa menjadi daya tarik masyarakat. Apalagi digelar di alam terbuka Subang yang terkenal dengan hamparan kebun teh lengkap dengan hembusan udara sejuk dan pemandangan alam yang memanjakan mata. tgh/R-1

Komentar

Komentar
()

Top