Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menularkan Spirit Bung Karno kepada Generasi Milenial

Foto : koran jakarta/ agus supriyatna

Rumah Pengasingan I D Masyarakat berkumpul di depan rumah pengasingan Bung Karno di Kelurahan Anggut, Kecamatan Ratu Samban, Ende, Flores, akhir pekan, saat acara penutupan puncak hari bakti Pancasila.

A   A   A   Pengaturan Font

Pada puncak acara hari bakti Pancasila, Kementerian Dalam Negeri mengambil tempat di Bengkulu. Puncak acara di pusatkan di depan rumah pengasingan Soekarno atau Bung Karno yang terletak di pusat kota, tepatnya berada di Kelurahan Anggut, Kecamatan Ratu Samban. Koran Jakarta, berkesempatan datang meliput acara tersebut atas undangan Kemendagri.

Awalnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo yang akan hadir. Tapi karena ada agenda lain, maka yang datang mewakili adalah Sekretaris Jenderal Kemendagri, Hadi Prabowo. Acara penutupan puncak hari bakti Pancasila sendiri diawali dengan acara jalan santai mengitari jalan untuk kemudian kembali ke depan rumah pengasingan Bung Karno.

Mewakili Mendagri, Hadi mengatakan bahwa hari bakti Pancasila, harus jadi momentum untuk menguatkan tekad dan komitmen para aparatut negara dalam membumikan nilai serta spirit Pancasila yang digali Bung Karno di Ende. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila itu, harus tercermin dalam perilaku individu, maupun terserap dalam setiap kebijakan publik.

"Hari ini merupakan hari terakhir rangkaian kegiatan peringatan Hari Lahirnya Pancasila Tahun 2018. Pancasila yang digali dari akar budaya Bangsa Indonesia yang majemuk mampu bertahan selama 73 tahun. Pancasila sudah menjadi rumah kita yang ber-Bhineka Tunggal Ika, penjaga NKRI dan insya-Allah sampai akhir jaman," kata Hadi, Sabtu (30/6).

Usai prosesi penutupan acara, Hadi dengan ditemani dengan Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, berkesempatan mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno yang letaknya tak jauh. Kondisi rumah pengasingan cukup terawat. Rumput hijau menghampar di halaman. Di dalam rumah, berbagai barang dan perabotan yang dulu digunakan Bung Karno selama di asingkan Belanda, masih terawat dengan baik. Seperti diketahui, Bung Karno dibuang ke Bengkulu antara tentang tahun 1939 sampai dengan 1942.

Awalnya Bung Karno tiba sendiri di Bengkulu. Kemudian istrinya Inggit Ganarsih menyusul. Di Bengkulu itu pula, Bung Karno bertemu dengan Fatmawati yang kelak menjadi istrinya setelah pisah dari Inggit Ganarsih. Usai melihat rumah pengasingan, Hadi menghadari pemutaran film dokumenter berjudul, " Ketika Bung Karno di Ende," yang diputar di gedung yang tak jauh dari rumah pengasingan Bung Karno.

Film tersebut menceritakan sekelumit jejak kisah ketika Bung Karno di tahan di Ende, Nusa Tenggara Timur. Saat di Ende itu pula, dalam sebuah perenungan di bawah pohon Sukun, Bung Karno merumuskan konsep dasar tentang Pancasila yang kelak ditasbihkan sebagai ideologi negara. Menurut Hadi pemutaran film dokumenter tentang Bung Karno sangat penting sebagai media komunikasi untuk menyampaikan pesan kebangsaan kepada generasi milenial.

Generasi milenial, kata Hadi, adalah generasi yang terbiasa dengan pesan visual. Maka, film adalah alat yang tepat menjangkau generasi milinial. Ia pun berharap lewat film, generasi milenial bisa memahami dan menyerap nilai perjuangan yang telah dilakukan para tokoh pendiri bangsa. Sehingga mereka bisa mencontoh, meneladani dan menghormati para pejuang republik. Karena bangsa yang besar, adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. " Harapannya, lewat film para generasi muda sekarang bisa melek sejarah. Sehingga mereka tak melupakan jasa para pendahulunya dan berkomitmen melanjutkan perjuangannya," kata Hadi usai menyaksikan film pendek tentang Bung Karno. agus supriyatna/AR-3

Komentar

Komentar
()

Top