Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Mentan Berharap Boyolali Jadi Lokomotif Pertanian Bagi Daerah Lain

Foto : (ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (depan),bersama Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan (tengah) saat melakukan penyemprotan hama di lahan persawahan, Desa Dibal Kecamatan Ngemplak Kabuoaten Boyolali, Jumat.

A   A   A   Pengaturan Font

Boyolali - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo berharap Kabupaten Boyolali menjadi lokomotif bagi daerah lain di Indonesia, dengan akselerasi pertanian berlapis.

"Kami berharap Boyolali harus menjadi lokomotif dengan hadirnya akselerasi berlapis untuk bisa menghadirkan pertanian yang lebih kuat," kata Syahrul Yasin Limpo, di sela acara Integrated Farming Berbasis Korporasi, Gerakan Pengendalian Hama Wereng Batang Cokelat (WBC), Padat Karya, dan Pengendalian Dampak Perubahan Iklim (DPI) serta Penanaman Tanaman Jeruk dan Kelapa, dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, di Desa Dibal, Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali, Jumat.

Mentan Syahrul Yasin Limpo dalam kunjungannya di Desa Dibal Boyolali juga sempat memimpin gerakan pengendalian hama Wereng Batang Cokelat (WBC) dengan melakukan penyemprotan bersama petani setempat dan menanam tanaman bibit kelapa di lokasi desa setempat.

"Bapak Presiden yang selalu mengarahkan pertanian menjadi kekuatan dari negara ini, harus mampu kita wujudkan, khususnya di Boyolali ini," kata Mentan.

Kabupaten Boyolali mempunyai 49.000 hektare lahan padi harus terus dikontrol.

Mentan bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali melakukan upaya-upaya optimalisasi semua lahan yang ada, khusus di lahan 5.000 hektare yang dikonsentrasikan untuk pengendalian hama, mulai dari pembenahan varietas, bibitnya, pupuk, dan obat-obatan.

"Kami juga menggulirkan beberapa padat karya untuk memperbaiki irigasi, saluran-saluran, atau gorong-gorong dan lain-lain sebagainya," kata Mentan.

Selain itu Mentan juga berharap masyarakat Boyolali tidak hanya hidup dari tanaman padi, jagung, dan kacang-kacangan. Pihaknya juga menurunkan bantuan 20.000 bibit kelapa, karena menurutnya rakyat juga harus bisa mengembangkan perkebunan kelapa dari lahan-lahan yang ada.

Ia mengatakan 20.000 pohon kelapa sudah dapat menghasilkan pada saat usia 2,5 tahun, berupa minyak kelapa, sabut, briket dari tempurungnya, dan nata de coco.

"Kami juga menurunkan bantuan tanaman jeruk," kata Mentan.

Sandaran lain, kata Mentan, yang bisa diharapkan untuk kabupaten di seluruh Indonesia, terutama Boyolali, yakni Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pada acara tersebut selain Mentan bersama jajarannya, juga hadir anggota Komisi III DPR RI Eva Yuliana, Komisi IV DPR RI Luluk Nur Hamidah Luluk, Wakil Bupati Boyolali Wahyu Irawan, dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Boyolali.


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top