Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Menlu Asean Nyatakan Prihatin atas Ketegangan di Laut Tiongkok Selatan

Foto : CNA/REUTERS/Adrian Portugal

Kapal Filipina berlayar di dekat kapal Penjaga Pantai Tiongkok dalam misi pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang terdampar di Laut Tiongkok Selatan pada 4 Oktober 2023.

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Para menteri luar negeri blok regional Asia Tenggara ASEAN pada Sabtu (30/12) menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya ketegangan di Laut Tiongkok Selatan yang menurut mereka dapat mengancam perdamaian regional dan mendesak dilakukannya dialog damai antar pihak.

"Kami sangat prihatin dengan perkembangan terkini di Laut Tiongkok Selatan yang dapat merusak perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan," kata para diplomat utama blok tersebut dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan tersebut muncul ketika Tiongkok dan Filipina saling tuding dalam beberapa bulan terakhir atas serangkaian konflik maritim. Manila mengatakan perlu mengubah pendekatannya karena upaya diplomatik mengarah ke "arah yang buruk".

Tiongkok menyebut tuduhan tersebut sebagai "hanya kebohongan belaka", dan mengatakan pihaknya tidak akan menutup mata terhadap "provokasi dan pelecehan" yang berulang-ulang oleh Filipina.

Para menteri luar negeri ASEAN juga menegaskan kembali perlunya "menahan diri dalam melakukan aktivitas yang dapat memperumit atau meningkatkan perselisihan".

"Kami menegaskan kembali pentingnya dialog damai yang memberikan kontribusi konstruktif terhadap peningkatan stabilitas regional dan kerja sama di bidang maritim."

ASEAN dan Tiongkok telah berupaya menciptakan kode etik di Laut Tiongkok Selatan, sebuah rencana yang sudah ada sejak 2002. Namun kemajuannya berjalan lambat meskipun ada komitmen dari semua pihak untuk memajukan dan mempercepat proses tersebut.

Pembicaraan mengenai komponen-komponen kode etik tersebut belum dimulai di tengah kekhawatiran atas kesediaan Tiongkok untuk berkomitmen pada serangkaian aturan yang mengikat dan konsisten dengan hukum internasional.

Tiongkok mengklaim sebagian besar wilayah Laut Tiongkok Selatan melalui "sembilan garis putus-putus" yang berputar sejauh 1.500 km di selatan daratannya, memotong zona ekonomi eksklusif (ZEE) Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam.

Tiongkok pada hari Jumat menunjuk mantan kepala angkatan laut Dong Jun sebagai menteri pertahanan baru. Dia sebelumnya menjabat sebagai wakil komandan di sebuah komando yang beroperasi di Laut Tiongkok Selatan.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top