Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Eksploitasi Data “Facebook” - Zuckerberg Siap Patuhi UU Baru

Menkominfo Kirimkan Surat Peringatan Kedua

Foto : AFP/Brendan Smialowski

Dipanggil Senator - CEO Facebook Mark Zuckerberg (kiri) sedang berbicara dengan senator John Thune (tengah), dan senator Chuck Grassley (kanan), saat acara dengar pendapat dengan Komite Perdagangan dan Peradilan, Kongres AS di Capitol Hill, Washington DC, Selasa (10/4) WIB.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengirimkan Surat Peringatan Kedua (SP II) kepada Facebook Indonesia, terkait pencurian satu juta data pengguna Indonesia oleh firma analis Cambridge Analytica (CA).

Menkominfo, Rudiantara, mengatakan dirinya tak segan memblokir Facebook jika memang diperlukan sesuai aturan yang berlaku di Indonesia. "Jika pemerintah harus blokir, akan diblokir," ujar Rudiantara, di Jakarta, Rabu (11/4).

CA merupakan konsultan politik yang membantu kampanye pemenangan Donald Trump pada Pilpres AS 2016 lalu. Secara total, ada 87 juta data pengguna Facebook global yang dicuri CA.

Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara yang data penggunanya paling banyak jadi korban. Sebelumnya, Kominfo telah melayangkan SP I pada 5 April 2018.

Isi SP I dan II pun lebih kurang serupa, yakni meminta penjelasan detail beserta hasil audit tertulis dari Facebook atas insiden CA, pada awal pekan ini. Laporan hasil audit dibutuhkan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan data "curian" tersebut.

Dengan begitu, pemerintah bisa menakar dan mengukur potensi permasalahan yang timbul. Namun, Kominfo menilai penjelasan yang diberikan pihak Facebook masih kurang memadai dan belum menyertakan data yang diminta.

Pertanyaan Sengit

Sementara itu, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, memberi kesaksian di depan Kongres Amerika Serikat (AS) sekitar lima jam terkait skandal kebocoran data 87 juta pengguna Facebook itu, Selasa (10/4) WIB.

Jaringan media sosial terbesar dunia itu dinilai gagal melindungi puluhan juta data penggunanya yang dieksploitasi oleh Cambridge Analytica untuk membantu Donald Trump memenangi Pemilihan Presiden 2016.

"Yang paling penting saat ini, menurut saya, adalah memastikan bahwa tidak akan ada pihak yang ikut campur dalam pemilihan 2018 di seluruh dunia," ujar Zuckerberg menjawab pertanyaan dari Senator Tom Udall dari Meksiko.

Pria berusia 33 tahun itu menghadapi pertanyaan-pertanyaan sengit dalam sidang bersama Komite Perdagangan dan Peradilan Senat AS. Beberapa topik yang mengemuka dalam dengar pendapat ini, termasuk isu Pemilihan Presiden AS 2016.

Dia ditanyakan mengenai monopoli Facebook dalam industri penyedia layanan media sosial oleh senator Lindsey Graham. "Bagi saya tidak terasa seperti itu," jawab Zuckerberg.

Hal ini merujuk pada rencana perlunya aturan untuk mengatur industri media sosial. "Dalam posisi saya, tentunya tidak diperlukan aturan semacam itu," kata Zuckerberg.

Saat ditanya lagi, apakah Facebook akan mematuhi bila nanti memang akan ada regulasi soal ini, Zuckerberg menjawab, "Bila regulasinya benar, ya kami patuhi." SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top