Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kasus Rusuh 22 Mei

Menko Polhukam: Ada Pejabat Lain yang Diancam Dibunuh

Foto : ANTARA/INDRIANTO EKO SUWARSO

JAGA PERSATUAN - Menko Polhukam Wiranto (tengah) didampingi Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian bersama sejumlah tokoh Gerakan Suluh Kebangsaan antara lain Mahfud MD (ketiga kiri), Alwi Shihab, dan Romo Benny Susetyo usai pertemuan di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5). Pertemuan mengajak segenap elit politik, tokoh bangsa, dan pemuka agama mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa demi keutuhan NKRI.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebutkan tidak hanya empat pejabat negara yang mendapatkan ancaman untuk dibunuh, melainkan ada pejabat lain yang mendapatkan ancaman serupa.

"Memang yang diancam tidak hanya empat orang, ada pejabat-pejabat lain yang juga diancam seperti yang saya alami. Tapi, saya kira, kita tidak perlu surut dengan ancaman itu," kata Wiranto, di Media Center Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (28/5).

Menurut dia, dirinya dan pejabat lainnya akan tetap teguh dalam menegakkan kebenaran dan menegakkan keamanan nasional.

"Memang rencana pembunuhan kepada pejabat itu kan ditujukan atau dimaksud untuk memberikan rasa takut agar pejabat yang bersangkutan kemudian mengurangi aktivitasnya, lemah. Tetapi kita tidak seperti itu," ujar Wiranto.

Mantan Pangab (Panglima TNI) ini menambahkan, meskipun ada ancaman pembunuhan pihaknya dan pejabat lainnya tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada. "Orientasi kami adalah mengamankan keselamatan negara," kata Wiranto.

Di tempat yang sama, Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, empat tokoh nasional atau pejabat negara yang menjadi target pembunuhan dari enam tersangka adalah Wiranto (Menko Polhukam), Luhut B Panjaitan (Menko Kemaritiman), Budi Gunawan (Kepala BIN), dan Gories Mere (Stafsus Presiden bidang Intelijen dan Keamanan).

"Dasar kami sebenarnya hanya BAP yang resmi. Hasil pemeriksaan para tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan informasi intelijen," kata Kapolri.

Sedangkan satu pemimpin lembaga survei yang juga menjadi target pembunuhan, Kapolri enggan menyebutkannya.

Sudah Ditangkap

Menurut Kapolri, setelah mendapatkan laporan adanya rencana pembunuhan kepada para tokoh nasional yang juga pejabat negara serta satu pimpinan lembaga survei, pihaknya langsung memberikan pengamanan dan pengawalan kepada yang bersangkutan.

"Ini para pelakunya yang disuruh untuk melakukan eksekusi sudah ditangkap," katanya lagi.

Sebelumnya, Korps Bhayangkara berhasil meringkus enam tersangka pemilik senjata api, yaitu HK alias Iwan, AZ, IR, TJ, AD, dan seorang wanita berinisial AF alias Fifi. Mereka merupakan kelompok ketiga yang menunggangi aksi massa pada 21-22 Mei di Jakarta. Seluruhnya ditangkap secara estafet di wilayah Jakarta, Bogor, dan Bandara Soekarno-Hatta, pada 21 dan 24 Mei 2019.

Kadiv Humas Polri, Irjen Mohammad Iqbal, mengatakan aparat kepolisian masih mendalami keterkaitan tiga kelompok penunggang gelap yang melakukan kericuhan pada aksi massa di sejumlah wilayah Jakarta pada 21-22 Mei 2019. Tiga kelompok yang dimaksudkan adalah kelompok yang berafiliasi dengan ISIS, kelompok penyelundup senjata api dari Aceh, serta kelompok pemegang senjata api dan yang merencanakan pembunuhan empat tokoh nasional.

"Ketiga kelompok ini berbeda dengan massa perusuh yang sudah berada di lapangan. Kalau perusuh sudah di lapangan yang mereka lakukan penyerangan terhadap petugas, massa perusuh ini setting-an," ucap Iqbal.

Hingga saat ini, polisi masih terus menelusuri jaringan dan aktor intelektual tiap kelompok ini. Ia menduga ada keterkaitan di antara mastermind kelompok-kelompok ini.Ant/AR-2

Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top