Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perubahan Iklim

Menkeu: El Nino Picu Turunnya Target Pertumbuhan Pertanian 2023

Foto : ANTARA/M RISYAL HIDAYAT

Foto udara seorang petani memanen padi varietas ciherang di areal persawahan di Rorotan, Jakarta Utara, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyebutkan ketidakpastian musim seperti terjadinya El Nino mendorong target pertumbuhan sektor pertanian tahun depan turun ke level 3,7 persen.

Pertumbuhan sektor pertanian tahun depan sendiri sebelumnya telah ditargetkan sebesar 4-4,2 persen dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) 2023.

"Kalau pertanian ini karena dua tahun ini sangatexceptionaldari sisi musim," kata Menkeu dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR, di Jakarta, Rabu (31/8).

Seperti dikutip dari Antara, Menkeu menjelaskan musim sangat sering mengalami perubahan secara tiba-tiba sepanjang dua tahun terakhir, bahkan selama pandemi Covid-19 sehingga memberi pengaruh terhadap sektor pertanian, termasuk tanaman pangan yaitu beras.

Untuk tahun depan, Menkeu menuturkan sudah mulai muncul perkiraan musimnya yakni adanya El Nino sehingga menjadi salah satu pertimbangan bagi pemerintah untuk waspada.

Berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

"El Nino menjadi salah satu faktor yang perlu kita pertimbangkan. Kita juga perlu melihat dari sisi siklus kenaikan produktivitas dari pertanian," ujar Menkeu.

Menurut Menkeu, pemerintah harus waspada terhadap faktor musim mengingat Brasil dan Kanada telah mengalami kekeringan dan gagal panen pada tahun ini akibat hal tersebut. "Ini mereka sudah mulai terkena siklus seperti itu pada akhir 2021 dan pertengahan 2022. Pertanyaannya apakah Indonesia akan terkena pada 2023," kata Sri Mulyani.

Meski demikian Menkeu memastikan saat ini pemerintah terus melakukan berbagai langkah untuk menopang ketersediaan pangan termasuk melalui program ketahanan pangan. "Tentu harusnya semoga bisa betul-betul dapat menghindarkan risiko dariuncontrollable sepertiweather(cuaca)," kata Menkeu.

Sebelumnya, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meterologi BMKG Cilacap, Jawa Tengah, Teguh Wardoyo, mengimbau para petani khususnya yang menggarap sawah tadah hujan untuk mewaspadai dampak El Nino yang diprakirakan berlangsung pada Januari-Februari.

"Dengan adanya El Nino meskipun kategorinya moderat, pengairan sawah tadah hujan mungkin sedikit terganggu. Namun untuk sawah yang menggunakan irigasi teknis, saya kira tidak terganggu dampak El Nino," katanya.

Ia mengatakan dampak El Nino kategori moderat tetap perlu diwaspadai karena diprakirakan akan memengaruhi curah hujan dankondisi cuaca secara umum.

"Biasanya saat puncak musim hujan seperti sekarang ini, setiap hari terjadi hujan, dari pagi hingga sore seolah tanpa ada jeda. Namun karena adanya pengaruh El Nino, biasanya setelah ada hujan akan kering selama beberapa hari," katanya.

Bahkan, kata dia, kadang-kadang kondisi cuaca pada pagi hari hingga siang terlihat cerah dan terasa panas, namun sore harinya terjadi hujan lebat.

Menurut dia, saat kondisi cuaca pada pagi hingga siang hari terlihat cerah dan terasa panas, pertumbuhan awan Cumulonimbus (Cb) akan meningkat, sehingga dapat memicu terjadinya angin puting beliung.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top