Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penanganan Wabah I Penelitian Vaksin Merah Putih Terkendala Dana

Menkes: Keramaian HUT RI Tanda Pandemi Terkendali

Foto : Sumber: Covid19.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, menyebut keramaian pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI), Rabu (17/8), menandakan pandemi Covid-19 dalam keadaan terkendali.

"Kita bahagia sekali karena Hari Kemerdekaan ramai. Kalau Hari Kemerdekaan ramai, artinya pandemi terkendali," kata Menkes setelah menghadiri Perayaan HUT ke-77 RI dan Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8).

Menkes bersyukur Indonesia termasuk lima besar negara yang paling baik dalam menangani pandemi Covid-19. Dia berharap penularan Covid-19 bisa tetap dikendalikan meski belakangan terjadi peningkatan angka kasus harian akibat persebaran virus korona varian Omicron BA.4 dan BA.5.

"Banyak negara di dunia dengan (kasus penularan) varian BA.4 BA.5 naik tinggi. Jepang sekitar 200 ribu, di Eropa, Amerika banyak, sekitar 100 ribu per hari. Kita naik sih, tapi alhamdulillah masih di bawah 8.000 kasus per hari. Mudah-mudahan bisa bertahan seperti itu," katanya.

Seperti dikutip dari Antara, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan pada Selasa (16/8) terjadi penambahan 5.869 kasus Covid-19 baru dan jumlah pasien Covid-19 yang masih menjalani karantina dan perawatan sebanyak 52.222 orang.

Giatkan Vaksinasi

Menkes mengatakan sampai saat ini belum ada perubahan kebijakan mengenai penanggulangan Covid-19. Pemerintah masih mengampanyekan penerapan protokol kesehatan dan menggiatkan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 hingga dosis penguat.

Sementara itu, peneliti utama vaksin Merah Putih Universitas Airlangga, Dominic Husada, mengemukakan penelitian vaksin di Indonesia menjadi salah satu sektor yang terdampak kebijakan penghapusan anggaran penanganan Covid-19 pada 2023.

"Penelitian vaksin aslinya butuh waktu selama 12 bulan, harusnya (penelitian vaksin Merah Putih) sampai tahun depan," kata Dominic.

Dominic mengatakan tim peneliti dari Universitas Airlangga masih menunggu surat resmi dari kementerian atau pihak berwenang yang mengurus persoalan keuangan penelitian vaksin bahwa memang tidak ada dana untuk tahun depan.

"Sebab, kami harus memodifikasi dan menghubungi subjek ini untuk pemberitahuan," katanya.

Dominic mengatakan vaksin Merah Putih yang dikembangkan Unair sejak 12 Mei 2020 hingga saat ini telah memasuki uji klinik fase 3 berupa injeksi kedua pada 4.005 subjek manusia. Evaluasi dilakukan setelah sebulan injeksi kedua.

Tim peneliti juga melakukan akselerasi uji klinik vaksin untuk pemanfaatan dosis penguat atau booster pertama. Dominic berharap seluruh tahapan penelitian vaksin ber-platform inactive virus atau virus yang dilemahkan itu bisa rampung sesuai jadwal pada akhir tahun 2022.

"Harapannya, kalau tahun depan tidak bisa, akhir tahun ini sebagian besar data penting sudah didapat," katanya.

Seluruh kewenangan terkait keberlanjutan penelitian vaksin Merah Putih akan ditentukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) berdasarkan hasil laporan yang disampaikan tim peneliti secara berkala.

Sebelumnya, Kepala BPOM, Penny K Lukito, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IX DPR, menargetkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin Merah Putih diterbitkan pada September 2022.

Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Lucia Rizka Andalusia, mengatakan anggaran vaksin Merah Putih berkisar 1,67 triliun rupiah. Dana tersebut belum bersifat final karena masih bisa direvisi atau diubah, jika nantinya vaksin Merah Putih belum bisa digunakan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top