Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Menkes Budi Ingin Swasta Salurkan Dana untuk Edukasi Kesehatan Masyarakat

Foto : kemkes.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengharapkan perusahaan biofarmasi multinasional seperti AstraZeneca dapat menyalurkan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ke arah yang bersifat promotif preventif agar dapat menjadi edukasi kesehatan bagi masyarakat.

"Saya minta dana grant itu disalurkan sifatnya lebih ke promotif preventif jadi edukasi masyarakat," ucap Budi saat ditemui di acara penandatangan kerja sama Kementerian Kesehatan dengan PT AstraZeneca Indonesia di Jakarta, Senin (20/2).

Kerja sama Indonesia dengan AstraZeneca sudah terjalin lama dan melalui perpanjangan kerja sama ini, ia menginginkan AstraZeneca dapat membawa teknologinya ke Indonesia untuk mengembangkan vaksinasi pada penyakit-penyakit tidak menular.

"Saya bilang ke AstraZeneca kalau bisa kita ingin semua vaksin itu dikembangkan di Indonesia, AstraZeneca salah satu perusahaan vaksin besar juga, jadi kita minta teknologinya dibawa ke sini," ucap Menkes Budi.

Ia menjelaskan saat ini situasi penyakit tidak menular di Indonesia sudah bergeser dari Covid-19, dan kembali kepada penyakit tidak menular yang sudah lama ada seperti TBC, HIV, malaria serta beberapa penyakit yang baru bermunculan.

Menurut Menkes Budi, penyakit tersebut kembali merebak karena vaksinasi yang tertunda. Oleh karena itu, ia mengharapkan AstraZeneca dapat membantu pengembangan industri vaksinasi di Indonesia.

Sementara itu terkait beredarnya kabar penambahan kasus gagal ginjal akut di Jawa Barat dan Maluku, Menkes Budi menyebut masih menunggu data pemeriksaan darah pasien di laboratorium terkait kontaminasietilen glikol(EG) dandietilen glikol(DEG).

Kemenkes juga bekerja sama dengan tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta untuk mendeteksi apakah ada kontaminasi yang menyebabkan gagal ginjal akut.

"Indikasi sementara sepertinya infeksi, karena kalau gagal ginjal itu dikasih obat-obatan anti infeksi biasanya dia tidak bereaksi, ini dikasih obat-obatan anti infeksi langsung turun. Jadi kemungkinan teman-teman di RSCM itu masih lihat ini sepertinya bukan gagal ginjal akut," ucap dia.Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top