Menkes Akan Revitalisasi Laboratorium Kesehatan Masyarakat
Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin (tengah), dalam acara Transformasi Kesehatan Pemerintah Daerah, di Jakarta, Rabu (10/8).
Foto: Muhamad Ma'rupJAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya akan merevitalisasi Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas). Hal ini merupakan bagian dari transformasi layanan kesehatan.
"Kita akan merevitalisasi laboratorium kesehatan masyarakat," ujar Budi dalam acara Transformasi Kesehatan Pemerintah Daerah, di Jakarta, Rabu (10/8).
Dia menerangkan, belajar dari Pandemi Covid-19 dibutuhkan laboratorium yang bersifat screening untuk mengecek status penyakit dalam tubuh seseorang. Revitalisasi tersebut akan dimulai dari tingkat Puskesmas.
"Kita butuh lab sifatnya screening, bukan klinis. Nanti kita akan rapikan mulai dari level Puskesmas alat-alat kita tambah," jelasnya.
Dia menyebut, untuk level kabupaten/kota dan provinsi dibutuhkan laboratorium biosafety level 2. Untuk level kabupaten/kota terdapat fasilitas PCR sedangkan untuk provinsi memiliki fasilitas Genom Sequencee.
"Itu dengan pengembangan teknologi makin banyak, genom sequence juga bisa dibawa dan bisa ditenteng-tenteng. Kalau sudah lebih stabil dan harga lebih murah bisa kita beli sehingga orang bisa melakukan genom sequencee di level posyandu," katanya.
Vaksinasi Booster
Lebih lanjut, Budi mengingatkan, masyarakat jangan sampai merasa aman hanya karena sudah vaksinasi dosis 1 dan dosis 2. Efikasi vaksin akan turun setelah 6 bulan karena itu perlu dilakukan vaksinasi booster.
Dia menambahkan, vaksinasi dan booster bisa mengurangi risiko kematian dan masuk rumah sakit. Mayoritas penyebab pasien Covid-19 dengan kondisi berat di rumah sakit dan pasien yang meninggal karena tidak divaksin atau vaksinnya belum lengkap.
"Oleh karena itu masyarakat diimbau divaksinasi dosis lengkap dan booster karena itu mengulangi risiko masuk rumah sakit atau risiko kematian," ucapnya.
Dia menekankan, lansia yang tertular Covid-19 dan dirawat di rumah sakit memiliki risiko kematian 20 kali lebih tinggi daripada lansia di bawah usia 50 tahun. Lalu, paling banyak masuk rumah sakit dan meninggal adalah yang belum divaksin.
"Jadi pesan saya cuman satu, cepat-cepat divaksin dan booster, kalau tertular tidak apa-apa tapi insha Allah tidak masuk rumah sakit dan mengurangi risiko kematian," tandasnya.
Berita Trending
- 1 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 2 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 3 Natal Membangun Persaudaraan
- 4 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
- 5 Gelar Graduation Development Program Singapore 2024, MTM Fasilitasi Masa Depan Lebih Baik untuk Pekerja Migran
Berita Terkini
- Ini Awal Mula Minuman Beralkohol, Jejak Bir Beras Berusia 10.000 Tahun Ditemukan di China Timur
- Mai Hang Food Festival Jadi Ajang Promosi Kuliner Lokal Labuan Bajo
- Aksi KKB Makin Brutal, Lakukan Penyerangan yang Membuat Dua Anggota Polri Gugur
- Sisi Gelap AI: Unggahan Terakhir Pembuat ChatGPT yang Mati Mendadak Menjadi Viral
- Jangan Sampai Punah, Penampakan Ikan Lele Raksasa Mekong yang Langka di Kamboja